zmedia

Menteri Lingkungan Hidup Dorong Pelarangan Produksi dan Peredaran Botol Air Minum Kurang dari 1 Liter di Bali

BeritaQ.com - Masalah limbah plastik di Indonesia hingga kini tetap menjadi tugas rumah tangga yang besar. Ratusan ribu ton sampah plastik belum tertangani dengan baik, akibatnya banyak yang mengalir melalui Sungai-sungai kemudian mencapai lautan. Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyatakan dukungannya atas keputusan pelarangan pembuatan serta penjualan produk air minum dalam botol berkapasitas kurang dari satu liter di Pulau Bali.

Sebagaimana telah disampaikan, peraturan pelarangan pembuatan dan pemasaran botol air minum berkapasitas kurang dari satu liter ditandatangani oleh Gubernur Bali I Wayan Koster. Aturan tersebut merupakan elemen penting dalam agenda Bali Bersih Sampah. Alasan utamanya adalah masalah limbah yang semakin parah di Bali, terutama akibat timbunan sampah di beberapa pantai pulau dewata tersebut.

Kebijakan Gubernur Bali I Wayan Koster itu mendapat banyak dukungan. "Saya dukung Gubernur Bali stop air minum kemasan di bawah satu liter," kata Hanif dalam Rakor Teknis Pengembangan SDM Lingkungan Hidup di Serpong pada Rabu (15/4). Dalam kegiatan itu, Hanif mencontohkan langsung sehari-hari dia membawa tumbler untuk minum.

Langkah serupa juga diterapkan di Labuan Bajo, yaitu dengan melarang penggunaan air minum kemasan gelas. Alasannya sama seperti di Bali, yaitu untuk mengurangi sampah. Baik Bali maupun Labuan Bajo merupakan daerah pariwisata, sehingga kebersihan dan kelestarian lingkungan menjadi faktor penting untuk dijaga.

Menurut Hanif, masalah sampah plastik harus ditangani dengan serius. Dia mengatakan, "Siapa yang dapat menjamin saat ini bahwa tubuh kita bebas dari kontaminasi mikroplastik?" Meskipun mikroplastik mungkin keluar melalui feses manusia, risiko tersebut masih berbahaya karena mereka bisa memuat logam berat atau bahan beracun lainnya.

Dia menggarisbawahi bahwa masalah lingkungan berkaitan erat sekali dengan kesejahteraan manusia. Menurutnya, biaya kesehatan yang harus ditanggung publik menjadi terlalu tinggi karena pengaruh kondisi lingkungan sekitar. Sebagai contoh, ada peningkatan kasus gangguan pernapasan disebabkan oleh polusi udara yang semakin parah.

Sebagai contoh, Hanif mengatakan bahwa sebelum menjadi menteri, ia sempat tinggal di Depok. Ia biasanya meninggalkan rumahnya tidak lewat pukul 05.30 WIB dan batas akhir adalah pukul 06.00 WIB untuk menuju ke tempat kerjanya. Dia menyebutkan, "Jika melewati waktu tersebut, saya tiba di kantor pada pukul 09.00 WIB." Karena memulai hari sedini fajar, udara pagi yang segar masih bisa dirasakannya saat perjalanan.

Tetapi sekarang dia tinggal di pusat kota Jakarta. Dia merasakan udaranya sudah sangat berat. Begitu pintu rumah dibuka sebentar, lantainya sudah berdebu tebal. Bisa dibayangkan jika debu itu masuk ke paru-paru manusia.

Oleh karena itu, ia menggarisbawahi kepentingan untuk merawat alam sekitar. Proses tersebut memerlukan staf dengan kualifikasi di bidang lingkungan yang mencukupi dari segi jumlah maupun kemampuan mereka. Staf-staff ini terdiri atas petugas pemberdayaan, regulator, hingga pengawas ekosistem.

Sekitar ini, belum tersedia peta mengenai sumber daya manusia di bidang lingkungan hidup. Karena itu, sulit menyebutkan kebutuhan sumber daya manusia lingkungan hidup idealku bagi setiap wilayah.

Tenaga manusia di bidang lingkungan hidup dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) ataupun bukan PNS. Ia menginginkan melalui rapat koordinasi teknis tersebut, dapat dibuat rancangan peta kebutuhannya terhadap tenaga kerja dalam sektor lingkungan hidup. Baru setelah mengetahui total angka yang diperlukan, akan dilanjutkan untuk membahas soal kemampuan dan keterampilan mereka. "Kita seperti karakter utama dalam film 'Avatar'. Kami bertugas sebagai pengatur kondisi air, udara, serta daratan," ujarnya sambil mendapat respons antusias dari para peserta rapat koordinasi.

Post a Comment for "Menteri Lingkungan Hidup Dorong Pelarangan Produksi dan Peredaran Botol Air Minum Kurang dari 1 Liter di Bali"