BeritaQ.com, SEMARANG - Usaha penyiapan dan pencegahan radikalisasi yang dikerjakan oleh petugas lapas di Jawa Tengah menghasilkan dampak positif yang mencolok.
Pada Selasa (15/4/2025), lima tahanan kasus terorisme yang berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan Super Maksimum Security Nusakambangan mengucapkan kesetiaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Kunrat Kasmiri, kepala kantor wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) untuk Jawa Tengah, acara ini tidak hanya merupakan upacara sumpah tetapi juga akhir dari berbagai langkah mendalam dalam memberikan pendekatan humanis serta bimbingan yang memperhatikan aspek-aspek kehumanian bagi para tahanan tersebut.
"Pernyataan kesetiaan ini merupakan titik tertinggi dalam rangkaian pendidikan yang telah dijalankan dengan sistematis dan berkelanjutan. Selain mengungkapkan komitmennya kepada bangsa, mereka juga menyingkirkan paham kekerasan yang pernah menjadi keyakinannya sebelumnya," jelas Kunrat, Rabu (16/4/2025).
Dia menggarisbawahi bahwa kesuksesan tersebut bukanlah hasil dari muncul begitu saja tanpa persiapan. Sebaliknya, hal itu merupakan akibat dari usaha berkelanjutan oleh staf Lembaga Pemasyarakatan yang terus-menerus menciptakan pembicaraan, menyampaikan pendidikan, serta membuat area pembenahan diri bagi napi teroris agar dapat merujuk kembali kepada prinsip-prinsip nasionalisme mereka.
"Proses ini tidak sekadar pekerjaan dalam semalam. Ia mengharuskan adanya perencanaan jangka panjang, sikap yang penuh kesabaran, serta pengetahuan mendalam tentang setiap aspek dari masa lalu para nara pidana. Kami merasa berterima kasih karena upaya kami akhirnya menunjukkan tanda-tanda kemajuan," tambahnya.
Menurut Kunrat, lima tahanan politik yang sekarang mengaku setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah memperlihatkan pergantian pandangan yang signifikan.
Mereka diuji melalui beberapa tahap penilaian yang mencakup transparansi mengenai wawasan kebangsaan, pemahaman hukum, dan juga aspek-aspek dalam hidup bermasyarakat.
Di sisi lain, Kunrat menggarisbawahi signifikansi kontribusi mantan narapidana tersebut ketika kembali ke lingkungan sosial.
Dia ingin mereka bisa jadi pioner perubahan yang menyampaikan pesan perdamaian serta menentang semua jenis kekerasan.
"Tujuan kami bukan sekadar agar mereka menghentikan perilaku buruk, tetapi juga untuk memperbaiki cerita yang ada. Kami ingin menyampaikan bahwa paham kekerasan sangat menipu dan merugikan. Pesan ini penting untuk disosialisasikan kepada publik," jelasnya.
Proses ini, menurut Kunrat, merupakan komponen penting dalam skema besar reintegrasi sosial. Ditjenpas Jawa Tengah bekerja sama dengan BNPT serta beberapa pihak lainnya untuk mengembangkan pendekatan penyiapan yang sinergis dan fokus pada transformasi jangka panjang.
Dalam pernyataan tertuliskannya, Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Eddy Hartono menyampaikan bahwa di antara lima narapidana teroris tersebut, empat orang berasal dari Lapas Super Maksimum Security Kelas IIA Pasir Putih, sementara satunya lagi berasal dari Lapas Super Maksimum Security Kelas IB Batu.
Ritual pengucapan sumpah dilangsungkan di auditorium Rutan Pasir Putih, dengan hadirin dari beberapa pihak yang relevan.
Komjen Eddy Hartono pun menunjukkan penghargaannya terhadap semua pihak yang sudah berkolaborasi dalam program pelaksanaan deradikalisasi, mencakup Ditjenpas Jawa Tengah beserta staf di Lapas Pasir Putih dan Lapas Batu.
"Janji kesetiaan tak sekadar ritual, melainkan bentuk nyata dari kewajiban untuk merawat penyatuannya, integritasnya, serta kedamaian negeri kita. Mudah-mudahan hal ini bisa jadi titik permulaan bagi mantan narapidana agar dapat mengawali kehidupan baru yang lebih sejahtera," katanya.
Post a Comment for "Momen Bersejarah: Napi Teroris Nusakambangan Pernyataan Setia kepada NKRI"