zmedia

Orang Biasa Jadi Pelancong Dunia: 7 Kebiasaan Unik Mereka Berdasarkan Psikologi

BeritaQ.com Banyak orang meyakini bahwa mengelilingi bumi hanya dapat dicapai oleh mereka yang kaya raya.

Sebenarnya, hal itu bukanlah aturan mutlak. Terdapat beberapa individu yang telah mengeksplorasi banyak negara, mengalami keragaman budaya, serta memandangi pesona alam semesta—walaupun pendapatan mereka hanya cukup-cukup saja.

Mengapa mereka dapat melakukan itu? Adakah metode tertentu yang disembunyikan dari kita? Kuncinya berada dalam cara pandang serta kebiasaan yang telah mereka bangun.

Menurut laporan dari Geediting pada hari Rabu (16/4), sesuai dengan penjelasan para ahli psikologi, individu yang berhasil menjelajahi dunia tanpa harus sangat kaya sering kali mempunyai tujuh karakteristik istimewa di bawah ini:

1. Mereka Lebih Menekankan pada Pengalaman daripada Hanya Memiliki Barang-Barang

Dari sudut pandang psikologi, individu yang condong terhadap menghargai pengalaman umumnya menunjukkan tingkat kebahagiaan dalam hidup yang lebih tinggi daripada mereka yang lebih berfokus pada pemilikannya harta benda.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Positive Psychology, disebutkan bahwa momen seperti berkelana memberikan dampak jangka panjang pada tingkat kecerian seseorang.

Sebagai gantinya dari memborong perangkat elektronik terkini ataupun busana berlabel, mereka cenderung menyimpan uangnya demi mendapatkan karcis pesawat, menginap di penginapan sederhana, atau menjelajahi atraksi setempat yang belum dikunjungi sebelumnya.

Mereka mengerti bahwa kenangan serta pengalaman tak akan pernah hilang.

2. Mereka Berpikiran "Ada Jalan Keluar"

Mereka percaya pada pola pikir pertumbuhan, yang mengartikan bahwa semua hal dapat dipahami dan diraih melalui kerja keras.

Mereka tidak mudah berhenti meskipun keuangan mereka terbatas.

Mereka akan menemukan berbagai cara: dengan menjadi sukarelawan, mengikuti program tukar budaya, bekerja sambil jalan-jalan (working holiday), atau mungkin hidup sebagai digital nomad.

Psikolog Carol Dweck dari Stanford University mengatakan bahwa individu dengan pola pikir pertumbuhan umumnya memiliki ketangguhan dan keterbukaan terhadap hambatan serta tantangan—kedua karakteristik ini sangat berharga untuk siapa saja yang ingin mengeksplorasi dunia meski dengan dana terbatas.

3. Mereka Cekatan dan Gampang Menyesuaikan Diri

Berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, mengubah budaya, dan berganti bahasa membutuhkan keterampilan penyesuaian yang kuat.

Orang yang terbiasa traveling dengan dana terbatas biasanya sangat fleksibel—tidak rewel soal tempat tidur, makanan, atau kenyamanan.

Psikolog mengatakan hal ini sebagai tingkat keterbukaan yang tinggi terhadap pengalaman, yaitu salah satu karakteristik kepribadian dalam Model Lima Kepribadian Besar.

Seseorang yang memiliki nilai tinggi pada area ini kebanyakan lebih terbuka untuk mengadopsi sesuatu yang baru, mempunyai daya imajinasi yang kuat, serta tidak takut mencoba hal-hal di luar lingkup kenyamanannya.

4. Mereka Handal Dalam Pengelolaan Uang Perorangan

Walaupun bukan pakar keuangan, mereka pandai soal perencanaan anggaran. Tiap rupiah sangat bernilai bagi mereka.

Mereka sudah biasa untuk hidup secara sederhana, selalu mencari diskon, membatasi pengeluaran sehari-hari, serta merencanakan perjalanan dengan tepat.

Berdasarkan prinsip psikologi perilaku, menguasai kemampuan untuk menahan diri agar tidak langsung mendapatkan apa yang diinginkan (delayed gratification) merupakan indikator dari kesadaran emosi yang matang dan memiliki hubungan erat dengan pencapaian sukses secara berkelanjutan—ini termasuk penting saat seseorang ingin merealisasikan mimpi perjalanan mereka.

5. Mereka Enggan Memilih Kehidupan yang Sederhana

Seseorang yang dapat mengelilingi bumi tanpa memiliki harta berlimpah biasanya mempunyai pola pikir "kecukupan bersifat relatif".

Mereka tak segan-segan untuk tertidur di asrama, mengonsumsi makanan pinggir jalan, ataupun berjalan kaki ratusan meter hanya agar dapat memangkas pengeluaran mereka.

Berdasarkan prinsip Psikologi Minimalis, kehidupan yang simpel malah melimpahi pengalaman manusia dengan cara mendorong individu untuk semakin mengapresiasi aspek-aspek penting dalam hidup.

Mereka berhasil menghindari jebakan untuk meniru gaya hidup berlebihan yang sering ditampilkan di media sosial.

6. Mereka Bersedia Menghadapi Resiko dengan Perhitungan Yang Teliti

Berkendara dengan anggaran ketat selalu menyertakan beberapa tingkat risiko: penundaan dalam perjalanan, hilangnya bagasi, atau modifikasi pada jalur perjalanan Anda.

Namun bukannya menjadi ketakutan, mereka menghadapinya dengan kepala dingin serta mencari solusi yang tepat sasaran.

Psikologi mengenal hal ini sebagai resilient mindset, yaitu ketahanan mental—kemampuan untuk pulih dari tantangan dan terus berkembang.

Orang yang memiliki pola pikir seperti itu lebih mungkin untuk mencapai tujuan mereka, sebab mereka tidak merasa terintimidasi oleh ketidaktentuan.

7. Mereka Dapat Menjalin Hubungan Sosial Di Berbagai Tempat

Banyak wisatawan hemawan yang mendapat angkutan gratis, penginapan dari teman baru, hingga makanan tanpa biaya—bukan lantaran mereka mengekploitasi pihak lain, tetapi sebab mereka bersikap menyenangkan dan mahir dalam membina ikatan sosial.

Mereka terlibat dalam komunitas, menggunakan platform seperti Couchsurfing, atau bergabung sebagai relawan setempat.

Secara psikologi sosial, hal tersebut merupakan ekspresi dari kecerdasan sosial—keterampilan dalam memahami lingkungan sosial, berperilaku secara sopan, serta mendirikan hubungan yang baik dengan individu lainnya.

Ini menjadikannya harta karun yang luar biasa untuk perjalanan hemat.

Kesimpulan: Bukan Masalah Keuangan, Tetapi Soal Cara Berpikir

Pada akhirnya, mengelilingi dunia tak cuma tergantung pada seberapa besar saldo di tabungan, tetapi lebih kepada pengalaman dalam pikiran dan perasaan.

Kebiasaan-kebiasaan unik ini bukan hanya membantu seseorang bepergian jauh tanpa kekayaan, tapi juga membuat hidup mereka terasa lebih kaya secara emosional dan spiritual.

Apabila Anda berniat menyaksikan berbagai belahan dunia tetapi kesulitan karena keterbatasan dana, bisa jadi sudah waktunya mempraktekkan beberapa kebiasaan ini.

Sebenarnya, hal terpenting bukanlah berapa jumlah uang yang kau miliki, melainkan betapa besarnya kemauan serta ketekunanmu untuk menggapai mimpi-mimpimu.

***

Post a Comment for "Orang Biasa Jadi Pelancong Dunia: 7 Kebiasaan Unik Mereka Berdasarkan Psikologi"