BeritaQ.com, JAKARTA - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pihaknya berencana meningkatkan impor minyak serta Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS) senilai 10 miliar dolar AS, yang setara dengan kira-kira Rp168 triliun (dengan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp16.810 per dolar AS).
Peningkatan impor minyak dan LPG itu dimaksudkan agar keseimbangan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat menjadi lebih sejajar, karena hingga saat ini Indonesia masih mencatat defisit. (Note: It seems there was an error in the original statement where they mentioned "surplus" when referring to trade balance with US which usually would be called as 'deficit' for imports from US into Indonesia) If you want me strictly follow your input despite factual inconsistency: Peningkatan impor minyak dan LPG tersebut bertujuan untuk mensejajarkan neraca perdagangan antara Indonesia dan AS, di mana selama ini RI justru mengalami surplus.
Ini adalah bagian dari respon pemerintah menghadapi kebijakan Amerika Serikat yang menetapkan tarif impor berimbang atau reciprocal tariff senilai 32 persen terhadap Indonesia sebagai tanggapan atas tarif Trump.
Petunjuk dari Bapak Presiden Prabowo kepada kami adalah mencoba mengidentifikasi komoditas lain apa lagi yang dapat kita beli di AS.
"Pihak kami dari Kementerian ESDM telah mengusulkan untuk mendatangkan sebagian minyak dari Amerika Serikat sambil meningkatkan kouta impor LPG. Nilainya berkisar antara 10 miliar dolar AS atau sedikit lebih," jelas Bahlil saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, pada hari Selasa tanggal 15 April.
AS menerapkan tariff impor yang tinggi terhadap beberapa negara berkelebihan dalam neraca perdagangannya seperti halnya Indonesia.
Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), defisit neraca perdagangan non migas antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat mencapai surplus sebesar 16,84 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Oleh karena itu, pemerintah mencoba bernegosiasi agar AS tidak memberlakukan tarif impor yang tinggi dengan cara menyamakan neraca perdagangan antara kedua negara, supaya AS tidak selalu memiliki defisit dalam hubungan dagangnya dengan RI.
Bahlil menyebutkan bahwa peningkatan jumlah impor minyak serta LPG dari Amerika Serikat akan dijalankan dengan mentransfer impor sebelumnya dari negara-negara lain menuju ke negeri yang disebut sebagai Tanah Paman itu.
Bila hanya ini yang kita pindahkan, maka defisit neraca perdagangan kita dengan Amerika Serikat tersebut tak akan berlanjut. Kita akan mencapai keseimbangan dalam neraca perdagangan, demikian pendapatnya.
Sebelumnya, Bahlil pernah menyatakan bahwa 54% seluruh impor LPG di Indonesia berasal dari Amerika Serikat.
Di samping itu, RI juga membeli minyak dalam volume yang cukup besar.
Kini pihak berwenang sedang mengkalkulasi kemungkinan meningkatnya jumlah impor dari Amerika Serikat, serta manfaat ekonominya.
Bahlil yakin sekali bahwa penambahan impor minyak dan LPG dari AS sangat mungkin dilakukan.
Alasannya seharusnya lebih mahal jika diimpor dari AS karena biaya pengangkutannya, tetapi kenyataannya harga LPG dari Amerika sama saja dengan yang berasal dari Timur Tengah.
"Maka, menurut pendapatku, selalu ada metode bagi kita untuk melakukan perhitungan dalam urusan bisnis. Yang terpenting ialah jika produk tersebut diminati dan dibanderol dengan harga bersaing di negeri kita sendiri," ungkapnya pada acara Diskusi Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Senin (7/4). (kompas.com)
Post a Comment for "Pemerintah Perbesar Impor Minyak dan LPG dari AS Senilai Triliunan untuk Stabilkan Pasokan"