
BeritaQ.com - Peternakan kontemporer mensyaratkan kemampuan para pekerja dalam mengoperasikan peralatan dengan teknologi canggih. Peralihan ke instrumen agraris berteknologi ini menjadikannya suatu tantangan bagi pemula guna belajar penggunaannya sehingga dapat menciptakan hasil bercocok tanam yang unggul dan produktif.
Trakttor beroda empat adalah peralatan petani yang penting untuk digunakan di area ladang. Oleh karena itu, Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) mengadakan latihan penggunaan traktor tersebut bagi para mahasiswa, konsultan, serta staf dosen PEPI dalam kurun waktu 10 hari mulai Senin (14/4) sampai dengan Kamis (24/4).
Andy Saryoko, Wakil Direktur Utama bidang Akademi PT PEPI, menyebutkan bahwa traktor beroda empat yang dipergunakan berasal dari Tongyang Moolsan Co. Ltd. (TYM). Mesin ini dijuluki sebagai inovator dalam industri perkemashatan karena keunggulan produk-produknya seperti traktor, alat pemotong panen, serta mesin tanam kelas atas.
"TYM menghasilkan traktor yang menyatu antara tampilan menarik, fitur majemuk, serta harga bersahabat. Lewat pengetahuannya di bidang desain, insinyering, dan produksi, TYM bakal melaksanakan pelatihan bagi 20 individu termasuk guru besar, siswa, ahli teknis, dan konsultan/tokoh pertanian," jelasnya pada awak media, Rabu (16/4).
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak mahasiswa PEPI untuk menjadi penggerak utama inovasi dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian modern. Untuk itu, pentingnya peran mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa, dengan kemampuan menciptakan teknologi baru yang dapat menjadi acuan bagi pertanian global.
“Hilangkan pikiran mencari kerja, tetapi usahakan agar kita yang membuka lapangan kerja. Latih kemampuan dari sekarang, kita sebagai mahasiswa Indonesia bisa membuat sparepart Alsintan sendiri,” ujar Mentan.
Amran memacu mahasiswa agar menciptakan terobosan yang tak sekadar membantu kemandirian pangan dalam negeri, namun juga merancang peluang pekerjaan baru. Para siswa yang aktif di bidang pertanian perlu bersusah payah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi bahan pangan global. Tujuan tersebut dapat diraih lewat sinergi dengan beberapa pemain, entah itu sektoral atau publik, bahkan dari negara-negara berkembang layaknya Jepang.
“Kita bisa membangun kerja sama dengan Jepang dan negara-negara lain, baik swasta maupun lembaga pemerintah, untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia. Ke depan, kita bisa memproduksi apa saja yang dibutuhkan petani,” katanya.
Sebaliknya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, memotivasi guru-guru di PEPI agar memberikan tugas-tugas yang menantang kepada siswa-siswanya. Hal ini bertujuan supaya mereka dapat bersaing dalam mengatasi berbagai permasalahan pertanian di masa mendatang serta setara dengan standar negara-negara berkembang tersebut.
Menurutnya, tekad memperjuangkan sesuatu serta kerja keras merupakan faktor utama menuju sukses. "Tidak boleh ada waktu bagi mahasiswa untuk bermalas-malasan. Presiden Soekarno dahulunya bersama segenggam orang mampu membuat gempar negara ini hingga kancah internasional hanya karena nyala semangat yang luar biasa. Kita juga harus memiliki jiwa serupa; tak kenal keluhan dan selalu bertahan," tegas Menteri Pertanian.
Arsanti berharap mahasiswa PEPI dapat mengendalikan semua bidang pertanian, mulai dari tahap produksi sampai dengan pasca panen. Dia menyarankan agar para mahasiswa turut serta dalam kegiatan Swasembada Pangan atau peningkatan luas lahan bercocok tanam yang merupakan bagian dari agenda Kementerian Pertanian dan juga mendukung sepenuhnya konsep pembelajaran mandiri.
"Dengan demikian, mahasiswa PEPI di masa mendatang dapat memahami beragam aspek dalam industri pertanian," terangnya. (*)
Post a Comment for "Selain Swasembada Pangan, Mahasiswa Pertanian Harus Berpikir Menciptakan Lapangan Kerja, Bukan Cari Pekerjaan"