zmedia

Setelah Skandal Perkosaan di Unpad, Dokter Kandungan Garut Dituding Cabul Pasien

BeritaQ.com , Jakarta - Dugaan kasus pelecehan seksual oleh seorang dokter tersebut Priguna Anugerah Pratama (PAP) adalah seorang partisipan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis ( PPDS Universitas Padjajaran mendapatkan perhatian publik selama seminggu terakhir berkaitan dengan keluarga pasien serta para pasien yang berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

belum menyelesaikan penyelidikan kasus tersebut, tiba-tiba beredar informasi yang tidak kurang mengkhawatirkan: ada seorang dokter kebidanan yang terlibat dalam hal ini. Garut dituduh meremehkan beberapa pasiennya yang sedang mengandung anak.

Polisi Jawa Barat menyatakan bahwa seorang dokter spesialis kebidanan yang disinyalir sebagai pelaku penyimpangan perilaku tidak senonoh di Garut, sudah diamankan.

"Telah diamankan dan diproses oleh Polres Garut," ujar Dirreskrimum Polda Jabar Komisaris Besar Surawan ketika dihubungi di Bandung, pada hari Selasa, 15 April 2025, sebagaimana dilaporkan Antara .

Kata Surawan, saat ini tersangka dicurigai telah ditahan di Polres Garus dan prosesnya dilakukan di tempat tersebut.

Menurut Surawan, sampai saat ini hanya ada dua korban yang telah melaporkan dugaan penyiksakan oleh dokter itu.

Hingga berita ini dipublikasikan, Polres Garut masih belum memberikan pembaruan resmi mereka tentang kasus dokter spesialis kebidanan dengan nama Muhammad Syafril Firdaus, yang dituduh telah melancarkan perilaku tidak senonoh kepada para pasiennya.

Sebelumnya, beredar klip dari perekaman CCTV mengenai tuduhan pelecahan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang dokter kandungan di sebuah klinik di daerah Garut.

Video itu beredar di berbagai akun media sosial dan juga dalam grup WhatsApp yang menampilkan seorang dokter melakukan pemeriksaan pada pasien menggunakan teknik Ultrasonografi (USG).

Video itu belum cukup jelaskan arah dugaan pelecehan yang dimaksud; ia hanya menggambarkan gerakan tangan dokter seolah-olah sedang memeriksa kehamilan pada daerah dekat dengan payudara si pasien.

Dokter Priguna Menyatakan Ini Pertama Kali Ia Melakukan Perawatan Asusila

Kepala Divisi Reskrimum Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, menyebut bahwa Priguna Anugerah Pratama mengakui telah melanggar hukum hanya sekali saja, yaitu dengan menyerang anggota keluarga seorang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

"Menurutnya, informasi tersebut menunjukkan bahwa kasus ini baru mencakup satu korban pada tahap awal dan korban terakhir. Dua lainnya masih dalam penyelidikan," ujar Surawan di Bandung, Senin.

Surawan menambahkan bahwa mereka sudah menerima pengaduan dari dua korban tambahan yang melaporkan adanya tindakan serupa oleh dokter yang terlibat dalam program PPDS Unpad tersebut.

Dua korban tambahan ternyata adalah pasien dengan usia 21 dan 31 tahun. Setelah insiden awal menjadi sorotan di media, mereka mengajukan keluhan melalui saluran telepon khusus yang disediakan oleh Rumah Sakit Umum Sangeneral Indramayu (RSHS) Bandung.

Menurut Surawan, cara yang dipakai oleh pelaku pada ketiga korbannya sama, yakni dengan alasan adanya pemeriksaan medis. Akan tetapi, setelah diinvestigasi, ternyata prosedur medis itu dilaksanakan tanpa persetujuan dari pihak rumah sakit.

"RSHS tidak memberikan persetujuan untuk penggunaannya (tindakan medis)," ujarnya.

Polda Jawa Barat tetap dalam proses penyelidikan dan pengumpulan bukti untuk melapor dari para korban serta menawarkan saluran aduan kepada publik yang kemungkinan juga menjadi saksi atau mangsa insiden sejenis.

Ia menyebut bahwa posko pelayanan aduan itu didirikan agar terbentuk tempat bagi para korban yang mungkin masih ragu untuk melaporkan masalahnya.

"Kami sudah meluncurkan layanan untuk pelaporan di mana kemungkinan besar kasusnya sama tetapi waktu terjadinya berbeda," ujarnya.

Menteri HAM Kirim Tim ke Bandung dan Garut

Menteri HAM Natalius Pigai memerintahkan sebuah tim untuk menyelidiki klaim pelanggaran yang diduga dilakukan oleh seorang ahli kandungan di Garut, Jawa Barat.

Pigai mengeluarkan pernyataannya setelah menerima laporan dari para wartawan di kantor Kementerian HAM, Jakarta, pada hari Selasa.

"Ya, ini adalah data penting bagi saya agar dapat memerintahakan tim saya kembali dari Bandung menuju Garut. Terima kasih," ungkap Pigai sebagaimana dilansir. Antara .

Yang dimaksudkan oleh Pigai mengenai Bandung berkaitan dengan kasus seorang dokter yang sedang menempuh program pendidikan spesialisasi di Unpad dan diduga melakukan tindakan pemerkosaan di Bandung.

Bagi kedua kasus itu, Pigai sudah mempercayakan kepada Kantor Wilayah Jawa Barat Kementerian HAM agar mengumpulkan serta menyortir sejumlah bukti dari lokasi kejadian terkait peristiwa tersebut.

"Kami memiliki cabang perkantoran di Bandung. Maka dari itu, segera setelahnya mereka bergegas ke rumah sakit, bertemu dengan para korban, serta menemui sang pelaku," jelasnya.

Menteri Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menyebut bahwa mereka akan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) PP&A di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tujuannya adalah menjamin adanya bantuan bagi seorang wanita hamil yang dituduh jadi sasaran pelecehan seksual dari seorang dokter spesialis kebidanan.

"Kita akan bekerja sama dengan UPTD PPA yang ada di lokasi tersebut untuk mengevaluasi progres yang telah dicapai serta merencanakan langkah-langkah selanjutnya, khususnya berkaitan dengan perlindungan para korban dan pemulihannya secara psikologis," jelas Arifah Fauzi saat ditemui di Jakarta pada hari Selasa.

Kang Dedi: Cabut Gelarnya

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan bahwa perlu ada sanksi keras seperti mencabut lisensi, dan mungkin juga gelar dokternya yang sedang ramai diperbincangkan lantaran insiden pelecahan terhadap pasien di wilayah Garut.

Karena menurut Dedi, profesi dokter memiliki kode etik serta komite yang bertanggung jawab untuk mengatur hal tersebut, jadi sebenarnya tidak begitu rumit.

"Bila dokter merugikan pasien di Garut, sebenarnya mereka memiliki komite etika. Maka hentikan saja kegiatan prakteknya dan tarik sertifikat profesinya, mengapa harus repot? Bahkan mungkin institusi pendidikan yang memberi gelar pada dokter tersebut bisa mencabut gelarnya," ujar Dedi saat berada di Gedung Pakuan Bandung, Selasa.

Dia menyebut bahwa sejak dokter dilantik untuk mulai praktik, mereka harus mengucapkan sumpah profesinya.

"Beginilah caranya dikerjakan. Oleh karena itu, pada hari ini harus terdapat tindakan-tindakan yang tegas, tanpa memerlukan waktu lama dan tidak bertele-tele," katanya. "Untuk aspek pelecehan seksualnya, maka akan diproses melalui jalur hukum," tambahnya.

Insiden yang diduga sebagai pelecehan terjadi pada tanggal 20 Juni 2024.

Kemitraan Dapur Pangan Sehat yang Memberikan Secara Gratis Akan Melaporkan kepada Kepolisian karena Masih belum Mendapatkan Pembayaran Sama Sekali

Post a Comment for "Setelah Skandal Perkosaan di Unpad, Dokter Kandungan Garut Dituding Cabul Pasien"