Salar de Uyuni, yang juga dikenal sebagai Salar de Tunupa, merupakan padang garam terluas di planet kita. Padang garam ini mencakup area seluas kurang lebih 4.000 mil persegi atau setara dengan sekitar 10.400 kilometer persegi pada dataran tinggi Andes. Lokasi tersebut berada pada ketinggian sekitar 3.650 meter atau mendekati angka 11.980 kaki dari permukaan laut. Keindahan Salar de Uyuni sangat populer karena luasan garamnya yang bersinar ketika tertimpa cahaya matahari. Di samping itu, daerah ini punya corak seperti sarang lebah yang unik serta menyimpan beberapa bagian termuda dalam gurun tersebut.
Gurun ini dipercaya terbentuk akibat perubahan dari sejumlah danau purba. Padangannya ditutupi lapisan garam tebal beberapa meter, membentuk permukaan rata dan cermin air yang sering dimanfaatkan untuk penyesuaian gambar satelit. Lapisan garam tersebut juga kaya akan lithium dengan cadangan terbesar di planet ini. Mari kita lihat pembahasannya lebih lanjut di bawah ini.
1. Berkembang dari perubahan danau pra-sejarah

Salar de Uyuni merupakan hasil transformasi dari danau-danau purba yang dulunya meliputi wilayah itu. Dengan berubahnya iklim sepanjang masa, danau-danau tersebut kering dan meninggalkan deposit lapisan sedimen serta garam di permukaannya. Live Science, Kira-kira lima tahun yang lalu, area di mana Pegunungan Andes ada sekarang adalah dataran rendah dengan iklim kering.
Dengan berlalunya waktu, suhu ekstrim dan hujan yang jarang terjadi membuat danau-andau purba itu menghilangkan airnya. Hal ini meninggalkan lapisan endapan dan garam belakangan. Aktivitas tectonik serta gunung api selanjutnya memindahkan lapisan-lapisan tersebut ke dataran tinggi, di mana ia tetap ada sampai sekarang. Jika dibandingkan dengan area padang garam lain seperti Salar de Atacama di Chili, yang punya ketebalan kerak garam mencapai lebih dari 3.300 kaki atau 1.000 meter di beberapa titik, Salar de Uyuni relatif tipis dengan kedalaman kerak antara 10 hingga 33 kaki atau 3 hingga 10 meter saja.
2. Kaya akan lithium

Salar de Uyuni mengandung lebih dari 9 juta ton litium atau antara 50 dan 70 persen dari cadangan litium yang diketahui dunia. Kandungannya cukup untuk memberi daya pada banyak baterai yang digunakan dalam mobil listrik, telepon pintar, dan peralatan elektronik lainnya. Dilansir Scientific American, Litium dapat ditemui di berbagai lokasi di bumi ini, namun tak ada deposito yang lebih kaya dibandingkan dengan padang garam raksasa di Salar de Uyuni, Bolivia, mencakup area seluas 10.000 kilometer persegi dari dataran tinggi terisolir tersebut.
Litium ditemukan bersama-sama dengan garam-garam tersebut, mencampur dengan air asin yang ada di bawah lapisan garam, yaitu sisa-sisa lautan purba yang telah menguap. Konsentrasi tinggi litium pada air asin ini adalah hasil dari aktivitas Vulkanis local yang membawa unsur metal hingga ke permukaan tempat nantinya bisa larut melalui proses penetrasi air kedalam tanah. Menurut perkiraan Badan Geologi Amerika Serikat, satu tambang saja menyimpan sekitar 5,4 juta ton litium metric.
3. Pola sarang lebah

Studi tersebut menunjukkan bahwa struktur sarang lebah hexagonal di padang pasir mungkin dipengaruhi oleh cara pergerakan air asin melalui lapisan pasir di wilayah gurun. Fenomena ini serupa dengan aliran konveksi dari campuran air hangat dan dingin pada saat pemanasan dalam sebuah periuk, dikenali sebagai arus konvektif. Science ABC, Seperti dikenal secara luas, air laut lebih pekat dibandingkan dengan air tawar. Air yang kian masin akan semakin bertambah bobotnya dan melebihi kepadatan lapisan air di bawahnya dalam area tambak garam tersebut.
Pada titik tertentu air yang lebih asin tenggelam ke dasar air dan air tawar yang kurang padat naik dari bawah. Dengan demikian, banyak pusaran air yang bergerak melintasi seluruh area, menciptakan tekstur yang seragam di permukaan dataran garam. Jika yang terjadi hanya satu putaran konveksi bentuknya akan melingkar. Namun, karena banyaknya pusaran konveksi terbentuk berdampingan secara bersamaan, mereka saling menekan. Mendorong satu sama lain hingga membentuk pola garam heksagonal. Air asin kemudian mengalir turun di sepanjang struktur tersebut.
4. Digunakan untuk kalibrasi radar satelit

Background Salar de Uyuni menarik perhatian banyak turis dan fotografer dari berbagai negara. Tambahan pula, kehalusan permukanya menjadikan area tersebut sebagai tempat idealku untuk menguji sensor satelit terbaru. Ilmuwan yang bertugas bersama dua satelit utama yakni ICESat dan Envisat sudah menggunakan Salar de Uyuni guna melakukan penyesuaian pada sensor mereka. Karena luas serta keseragaman dataran garam ini membuat pantulannya mirip lapisan es, hal ini menjadikannya lokasi sempurna untuk proses kalinerasi.
5. Dampak dari kaca mata besar mirip efek ilustrasi optik

SALAR DE UYUNI tercipta setelah proses perubahan bertahun-tahun pada sejumlah danau purba. Area luas ini sangat istimewa karena memiliki variasi ketinggian kurang dari beberapa meter dalam rentang seluas 4.000 mil persegi atau 10.400 kilometer persegi. Saat danau-danau disekitarnya mekar merembet ke dataran saat memasuki musim hujan—biasanya mulai Desember sampai April—itu akan berubah jadi danau dangkal mencapai kedalaman maksimal 20 inci atau 51 sentimeter. Tipikal penutupan air yang ringan itu membuat daerah tersebut menjelma menjadi refleksi langit yang memesona. Hal ini membentuk fenomena cermin alami besar secara sempurna. Cerminannya begitu bersih sehingga nampak serupa gambar optical illusion.
Post a Comment for "5 Keajaiban Salar de Uyuni: Gurun Garam yang Menjadi Acuan Radar Satelit Unik di Dunia"