zmedia

Dokter di Garut Diduga Meremehkan Pasien, Klaim Manajemen Klinik Dukung Seruan Keberatan Banyak Orang

GARUT, BeritaQ.com – Manajemen klinik tempat insiden dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter spesialis kebidanan di Garut, Jawa Barat, mengatakan menerima berbagai keluhan dari pasien terhadap tindakan dokter tersebut.

Mengutip pemberitaan Tribunnews.com , Rabu (16/4/2025), dugaan tindakan cabul yang dilakukan dokter dari MSF terhadap pasiennya selama proses pemeriksaan USG itu menjadi perbincangan luas di platform-media daring.

Kepala klinik, dr Dewi Sri Fitriani menyebutkan bahwa sebelum insiden itu menjadi perhatian publik, banyak keluhan dari pasien tentang dugaan pelemparan perilaku tidak senonoh oleh dokter bernama MSF.

"Sempat ada beberapa keluhan dari para pasien," katanya saat berbicara dengan jurnalis pada hari Selasa, 15 April 2025.

Berikut keluhan dari pasien, mereka pun melanjutkan dengan menginstal sistem pengawasan video atau CCTV di area praktik medis.

Hasil penelusuran mengungkapkan adanya rekaman yang menunjukkan MSF dicurigai telah bertindak tidak sesuai dengan pasien mereka.

Terjadi Juni 2024

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut turut memberikan tanggapan mengenai video yang menjadi sorotan publik, dan ditemukan bahwa insiden tersebut berlangsung pada tahun 2024 di sebuah klinik yang terletak di Jl. Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon, Kabupaten Garut.

Berdasarkan pernyataan kepala Dinas Kesehatan Garut dr Leli Yuliani dalam rilis resmi pada hari Selasa (15/4/2025), disebutkan bahwa menurut data yang diperoleh dari sistem informasi sumber daya manusia Dinkes Garut, pasien dicatat sebagai telah berhenti praktik di lokasi itu.

"Saat ini, orang tersebut tidak memiliki Izin Praktek sama sekali di area Kabupaten Garut," katanya.

Dia mengakui bahwa pernah melaporkan dugaan pelecehan ke dinas kesehatan sebelumnya, tetapi kasus itu telah terselesaikan dengan cara musyawarah keluarga.

Lelie juga menyebut bahwa tim mereka belum melaksanakan pemeriksaan kesehatan mental dan psikologi, sebab orang tersebut telah meninggalkan wilayah Garut.

Dia mengatakan bahwa tersangka tidak termasuk dalam jajaran aparatur sipil negara (ASN). Namun, berdasarkan catatan kegiatannya, ternyata tersangka pernah berkarya di sejumlah instalasi kesehatan yang ada.

"Orang tersebut juga bukan berasal dari daerah ini (Garut)," jelasnya.

Terpisah, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar yang berpangkat Komisaris Besar Polisi, yaitu Surawan, menyatakan bahwa tersangka diduga telah ditahan oleh pihak kepolisian.

"Dokter telah ditangkap," katanya pada hari Selasa.

Berdasarkan keterangan dari Kombes Surawan, sampai saat ini telah terdapat dua orang korban yang mengajukan laporan tentang insiden semacam itu.

"Untuk sementara ini terdapat dua korban," tambahnya.

Sekilanya, Kasatreskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin menyatakan bahwa kepolisian berhak mendapatkan waktu selama 1 hari penuh guna melakukan tindakan pengamanan dan investigasi lebih lanjut.

Setelah melaksanakan pemeriksaan di tempat kejadian perkara, sang investigator berhasil mendapatkan informasi identitas dari si dokter itu.

Kepolisian pun menyarankan para korban supaya langsung melapor tentang insiden itu guna membantu jalannya investigasi yang kini sedang berjalan.

"Kita masih dalam tahap penyelidikan saat ini, dan kami sedang membentuk tim bersama antara Polda dan polres untuk menginvestigasi kasus yang menyebar secara online," jelasnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman mengatakan, pihaknya tengah meminta Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk menangguhkan sementara Surat Tanda Registrasi (STR) yang bersangkutan.

"Kemenkes sudah koordinasi dengan KKI untuk menonaktifkan sementara STR-nya sambil menunggu investigasi lebih lanjut," ujar Aji saat dihubungi wartawan pada Selasa (15/4/2025).

Post a Comment for "Dokter di Garut Diduga Meremehkan Pasien, Klaim Manajemen Klinik Dukung Seruan Keberatan Banyak Orang"