
BeritaQ.com , BANDUNG— Kemacetan perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) UMKM Di Jawa Barat diketahui bahwa hal ini disebabkan oleh keterbatasan akses distribusi yang mendukung serta kesulitan dalam mengakses pasarnya.
Sebab itu, pada kenyataannya kontrol atas jalur produksi yang telah terbentuk masih dipegang oleh perusahaan-perusahaan besar.
Agung Dwi Pambudi Wasono selaku CEO dari Global Multi Distribusi (GMD) menyebut bahwa akses ke distribusi dan pasar merupakan tantangan terbesar untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sampai saat ini, mereka hanya ahli di bidang produksi barang saja.
"Oleh karena itu, salah satu keterbatasan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah mereka dapat memproduksi barang tetapi setelahnya menjadi bingung. Oleh sebab itu, kami mengambil bagian untuk mendukung para UMKM agar meningkatkan produksinya," jelas Agung pasca peluncuran pertama Kantor Global Multi Distribusi yang berlokasi di Kota Bandung pada hari Senin, tanggal 14 April 2025.
Agung menceritakan bahwa pengalamannya di bidang distribusi menginspirasinya untuk menciptakan kesempatan luas bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat berkembang sebagaimana perusahaan multinasional.
"Ini adalah hari pertama peluncuran. Saat ini kita masih mengontrol hal-hal utamanya, namun target kita paling tidak sampai akhir Desember sekitar 3.500 UMKM telah bergabung dengan kami," jelas Agung.
Di samping itu, orang asli Bandung dari generasi muda ini pun mengusulkan model pendistribusion yang didukung oleh teknologi agar para pebisnis tak perlu risau tentang kemanjuran dan keefisienan dalam menyebarkannya kepada pembeli.
"Tujuannya adalah ada dua, yang pertama yaitu memberikan inklusi bagi semua UMKM, dan yang kedua kami menerapkan teknologi," terangnya.
Agung menganggap bahwa Kota Bandung, di samping sebagai tempat kelahirannya, juga merupakan titik awal keberadaan Global Multi Distribusi (GMD), yang bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar serta mengatasi tantangan pada sistem distribusi nasional.
"Dengan menggunakan pendekatan didukung oleh teknologi serta menerapkan model operasional yang efisien, GMD mulai dari Kota Bandung dalam mengembangkan ekosistem distribusi yang lebih terorganisir, jelas, dan merata," katanya.
Dia berpendapat bahwa Kota Bandung memegang peranan vital dalam rangkaian perdagangan dan penyaluran barang di Jawa Barat. Selain itu, kota ini ternama karena lingkungan usahanya yang enerjik serta bersinergi, sehingga menjadi tempat ideal untuk mencoba dan menyempurnakan model pendistribusian yang responsif terhadap permintaan lokal ataupun nasional.
Dia menyebutkan bahwa tim mereka datang untuk mendistribusi bermacam-macam barang konsumen, seperti keperluan sehari-hari (FMCG), produk makanan dan minuman, serta hasil produksi dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mencari jalur pasarnya sendiri. Selain itu perusahaan tersebut memberi lapangan pekerjaan kepada publik melalui skema peningkatan kapabilitas tenaga lokal yang dirancang agar fleksibel dan dapat dijangkau oleh semua orang.
Tidak seperti pendekatan distribusi tradisional, GMD mengandalkan teknologi digital untuk pengawasan, perancangan jalur, dan penilaian performa distribusi secara langsung. Fitur ini mendukung pencapaian efisiensi yang lebih baik bersama dengan cakupan pasarnya yang semakin luas dan responsif.
Ke depan, GMD menargetkan ekspansi ke kota-kota besar lainnya di Indonesia, menjadikan Bandung sebagai titik awal perluasan jangkauan distribusi nasional.
“Dengan semangat transformasi, GMD membawa misi memperkuat rantai pasok nasional dan memperluas peluang ekonomi melalui sistem distribusi yang modern dan kolaboratif,” imbuhnya.
Pada tahun 2025, dia berencana untuk mengembangkan bisnisnya ke Jawa Barat dan Banten. Dengan demikian, perusahaannya dapat meningkatkan luasnya area pendistribusian produk-produk terpilih mereka.
Post a Comment for "Milenial Bandung Dirikan Sistem Distribusi Inovatif untuk UMKM Berbasis Teknologi"