BeritaQ.com - Pemerintah berencana untuk mengecilkan beban pada setiap mata pelajaran akibat implementasi pendekatan belajar yang lebih mendalam atau disebut juga sebagai deep learning.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebutkan bahwa dalam pendekatan pembelajaran deep learning, para siswa akan menjalani proses belajar yang lebih mendalam sekaligus lebih berorientasi pada konteks nyata.
Maka dari itu, perlu dikurangi jumlah materi pelajaran di sekolah supaya para siswa dapat lebih terfokus.
"Karena pendekatan pembelajaran mendalam mengutamakan metode belajar yang lebih konstruktif, yaitu dasar dari teori pengajaran konstruktivistik, maka dalam tahap deep learning atau proses belajar intensif tersebut melibatkan pemikiran kritis dan analitis," jelas Mu'ti saat ditemui di Kantor Kemendikdasmer, pada hari Jumat (11/4/2025).
Menurutnya, proses belajar yang bermakna haruslah bersifat kontekstual dan memberi ruang bagi siswa untuk menggali lebih dalam tentang materi yang sedang dipelajari.
Muatan pelajaran yang dikurangi
Kemudian, mata pelajaran apakah yang akan memiliki beban kurikulum berkurang? Mu'ti menyebutkan bahwa penurunan beban belajar tersebut berlaku untuk seluruh mata pelajaran.
Akan tetapi, Mu'ti belum menyebut secara spesifik presentase penurunan beban pembelajaran itu. Dia menjelaskan, "Setiap subjek akan diatur."
Sekitar informasi sebelumnya melaporkan bahwa Mendikdasmen Abdul Mu'ti berencana untuk memperkenalkan konsep pembelajaran deep learning di sekolah-sekolah. Menurut Mu'ti, metode ini bertujuan agar para murid dapat menyerap pelajaran secara lebih dalam serta meraih pemahaman yang lebih baik terhadap proses belajar itu sendiri.
"Proses ini masih berlangsung (dalam persiapan untuk menerapkan teknologi deep learning)," ujar Mu'ti dalam acara Seminar Nasional dan Sosialisasi Program Deep Learning yang ditayangkan melalui jaringan internet pada hari Senin, 17 Februari 2025.
Abdul Mu'ti menyatakan bahwa teknik pengajaran dalam atau deep learning akan berfungsi dengan baik apabila konten pelajarannya tidak begitu luas.
Menurut pendapatnya, bahan pelajarannya seharusnya disesuaikan dengan tingkat keterampilan mereka, mengutamakan relevansi dari aspek belajarnya, serta mampu diterapkan di berbagai situasi.
" Nilai harus terintegrasi ke dalam setiap subjek pelajaran, serta nilai tersebut seharusnya menjadi esensi utama dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian, di samping aspek pengetahuan dan keterampilan, pendalaman pembelajaran juga perlu menitikberatkan pentingnya nilai-nilai moral," ungkap Mu'ti seperti disampaikan melalui pernyataan tertulis, Jumat (14/2/2025).
Mu'ti menyebutkan bahwa tiap individu mempunyai gaya pembelajaran masing-masing. Karenanya, dalam pendekatan deep learning terdapat tiga konsep utama yaitu mindful, meaningful, dan joyful.
"Prinsip utamanya adalah 'sadar', artinya segala sesuatu yang terjadi harus dikerjakan dengan ketelitian, misalnya di kelas seorang guru perlu menjunjung tinggi rasa hormat pada semua siswanya serta menciptakan lingkungan bagi para siswa untuk mengeksplorasi metode belajar yang tepat." katanya.
Prinsip kedua adalah "bermaksa" yang artinya proses mencari makna serta memahami kegunaan dari ilmu yang disampaikan dan kemudian mengembangkannya.
Ketiga, yakni "joyful", yang berarti apresiasi terhadap pencapaian menemukan makna beserta semua kemanfaatannya bagi publik.
Berita ini telah ditampilkan di Kontan
Post a Comment for "Pemerintah Potong Beban Pelajaran di Sekolah, Kenalkan Deep Learning: Apa Itu?"