
BeritaQ.com , JAKARTA — Produk-produk teknologi yang mendukung transisi energi bersih berada di pusaran tarif tinggi yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump awal April 2025.
Meski Trump memutuskan menunda pengenaan tarif balasan ke mitra dagang selama 90 hari dan mengecualikan sejumlah produk China, produk teknologi hijau seperti modul surya dan kendaraan listrik (electric vehicles (E/V) masih menjadi sasaran tarif resiprokal dari Amerika Serikat.
Meski tidak ada kebijakan protektif dari Trump, BloombergNEF melaporkan bahwa negara-negara G20 telah mengimplementasikan 16 tarif impor baru untuk teknologi ramah lingkungan pada tahun 2024. Mobil listrik asal China merupakan target utama dari tarif yang diterapkan oleh sejumlah negara maju seperti AS, Kanada dan Uni Eropa tahun lalu.
“Meski langkah ini dapat memberikan perlindungan bagi industri manufaktur lokal yang baru tumbuh, tetapi ia dapat memperlambat adopsi teknologi bersih dan menghambat upaya dekarbonisasi,” tulis Stephanie Muro dan Antoine Vagneur-Jones dalam laporan BloombergNEF.
MENARIKNYA, tidak hanya negara-negara berkembang saja yang mengenakan tarif tinggi pada energi ramah lingkungan. Brazil, Turkey, dan India pun ikut meningkatkan tarif tersebut. tarif terhadap produk-produk tersebut.
Terlepas dari tren protektif banyak negara pada teknologi bersih, perdagangan global produk-produk ini memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Nilai ekspor teknologi bersih, peralatan jaringan listrik ( grid hingga kenaikan tiga kali lipat pada mineral berharga tersebut sejak tahun 2017, dengan nilai total mencapai US$448,5 miliar selama periode Januari–November 2024.
“Hal ini memperlihatkan ketahanan global dan meningkatnya permintaan terhadap teknologi bersih,” tulis BloombergNEF.
Sebagai perbandingan, total ekspor teknologi bersih pada 2023 mencapai US$434,4 miliar. Produk teknologi bersih mendominasi dengan nilai US$286,2 miliar pada tahun tersebut, disusul oleh peralatan jaringan sebesar US$109,6 miliar.
Dalam perkembangan tersebut, ada juga perubahan dalam pangsa pasarnya untuk teknologi ramah lingkungan. Sebelumnya, Eropa dan Amerika Utara menguasai pasar impor dari jenis-jenis teknologi semacam itu. Tetapi saat ini, kesempatan bagi para pembuat dan pemakai produk-produk ini di negara-negara dengan pendapatan rendah menjadi lebih luas karena harganya yang turut menurun; termasuk biaya baterai, modul surya, serta mobil listrik.
Justru, tarif tinggi yang diimplementasikan oleh negara-negara Eropa dan Amerika Utara bisa mendorong lebih cepat terjadinya trend perpindahan itu.
Ini dapat dilihat melalui peningkatan eksport Teknologi Bersih Tiongkok ke negara-negara sedang mengembangkan diri. Penurunan harga yang disebabkan oleh kemajuan dalam teknologi serta adanya surplus kapasitas produksi di negeri tersebut merupakan penyebab utamanya.
Negara-negara dengan pendapatan tinggi menjadi tujuan utama untuk diekspornya baterai. lithium-ion ) China pada 2022, dengan pangsa yang menembus 65,3%. Sementara ekspor ke negara berpendapatan menengah ke bawah ( lower-middle income ) hanya sebesar 14,3% dari total ekspor baterai China.
Akan tetapi, strukturnya mengalami perubahan yang cukup besar dua tahun setelahnya. Hanya sebesar 38,4% dari total nilai ekspor baterai China ke negara dengan pendapatan tinggi, sedangkan sisanya diekspor ke tujuan lain. lower-middle income Meningkat menjadi 25,4%, sementara kelas menengah meningkat dari 20,3% di tahun 2022 menjadi 36,1% di tahun 2024. Pola yang sama juga terlihat dalam eksportasi mobil listrik, panel surya, dan produk terkait lainnya. plug-in hybrids asal China.
"Meski dipungut biaya tambahan, barang-barang berteknologi ramah lingkungan buatan Tiongkok masih kompetitif dalam hal harga," menurut analisis BloombergNEF.
Negara-negara Barat makin gencar membangun manufaktur domestiknya untuk mengurangi ketergantungan impor. Namun ambisi ini terkendala kapasitas produksi yang belum mampu memenuhi permintaan.
Bahkan dengan tarif yang relatif tinggi sekalipun, biaya produksi yang murah tetap membuat produk China kompetitif. Hal ini makin memperjelas siapa yang berpotensi makin diuntungkan dalam perang tarif yang disulut Trump .
Post a Comment for "Perang Tarif Dorong Perdagangan Teknologi Energi Bersih"