zmedia

Program 100 Hari Walikota Sukabumi Ayep Zaki: Meningkatkan Layanan Pasien BPJS

BeritaQ.com Berikut adalah program 100 hari kerja dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Jawa Barat, yaitu Ayep Zaki serta Bobby Maulana.

Walikota dan wakil Walikota Sukabumi, Ayep Zaki serta Bobby Maulana secara langsung mengimplementasikan visi, misi, dan berbagai program mereka.

Diketahui bahwa Ayep Zaki dan Bobby Maulana telah diangkat menjadi pejabat oleh Presiden Prabowo pada tanggal 20 Februari 2025 yang lalu.

Dalam program seratus hari kerjanya, Ayep Zaki pun langsung bertindak dengan melakukan supervisi di sektor kesehatan terutama di RSUD Syamsudin SH.

RSUD Syamsudin SH mengoptimalkan kualitas layanan dan sarana untuk peserta BPJS melalui pembaruan bangunan Ruang Perawatan Inap Kelas Standard (RPIKS), pada hari Jumat tanggal 11 April 2025.

Peningkatan pelayanan ini mengacu pada Peraturan Presiden (PERPRES) No. 59 tahun 2024 yang merupakan perubahan ketiga terhadap Peraturan Presiden No. 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, dan diberlakukan mulai tanggal 8 Mei 2024.

Menurut aturan ini, satu poinnya menetapkanstandar untukfasilitasruanganperawatanrumahsakittipekamarinap(KRIS)dalamprogramjaminankesehatan nasional(JKN)yanglelaksanakanolehBadanPenyelenggarajaminnSosial(BPJS)Kesehatan.

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki mengonfirmasikan bahwa pembaharuan fasilitas perawatan inap bagi peserta program PBJS harus diselesaikan tepat waktu hingga akhir juni nanti.

Konstruksi pembaruan ini dijalankan guna menormalkan ruangannya dan memperbaharui perlengkapan fasilitas kesehatan peserta JKN sejalan dengan Peraturan Presiden tersebut.

"Bila pembangunan belum rampung pada bulan Juni 2025, kami akan kehilangan kesempatan berkerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk Rumah Sakit Bunut," ungkapnya usai meresmikan awal renovasi KRIS di RSUD Syamsudin SH.

"Bila demikian, rumah sakit dapat mengalami kerugian lebih dari 300 miliar rupiah setiap tahunnya. Ini terjadi apabila ruangan KRIS belum rampung," jelas Ayep.

Ayep juga menekankan bahwa kelak akan tersedia layanan dari Medical Centre Unit (MCU) untuk proses pemeriksaan kesehatan, yang berpotensi menghasilkan omzet tahunan dan hal ini akan memperbaiki kondisi finansial Bunut.

"Di luar MCU, kami juga mendirikan klinik pratama. Hal ini sangat penting karena bukan 100% pemegang BPJS Kesehatan dapat ditangani di RS Bunut. Saat ini ada peraturan mengenai standar penyakit tertentu, sehingga mereka tidak bisa diberi layanan di RS Bunut dan akan dirujuk ke klinik pratama untuk memastikan semua orang menerima pelayanan medis. Inilah salah satu bentuk pelaksanaan pekerjaan kami," katanya.

Plt Direktur UOBK RSUD Dr. Sjamsoeddin SH di Kota Sukabumi, Yanyan Rusyandi menyebutkan bahwa terdapat 12 kriteria untuk kamar perawatan inap bertingkat biasa.

Salah satunya adalah kamar perawatan yang memiliki jumlah tempat tidur terbanyak dengan jarak antara satu tempat tidur ke tempat tidur lainnya sekitar 1,5 meter.

Di samping itu, ruangan perlu memakai tirai, memiliki penerangan yang baik, sirkulasi udara, sistem panggil perawat, dan juga harus terdapat instalasi gas medis. Itu adalah sebagian dari 12 standar yang ditetapkan.

"Seluruh hal tersebut perlu dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2025 sehingga saat ini kami perbaiki ruang-ruang yang terdapat di RSUD R Syamsudin SH untuk mencapai 12 standar yang dimaksud," tandasnya.

Salah satu perbaikannya dilakukan di Gedung Aster.

Nanti akan dipakai sebagai identitas penyedia layanan kesahatan (PLK) yang bekerja sama dengan BPJS.

Sementara itu, hampir seluruh kamar akan direnovasi.

"Maka dari ke-12 kriteria tersebut telah lengkap dicatat dan diperbaiki, hingga tanggal 30 Juni 2025, kami pastikan masih ada 500 tempat tidur, namun seluruh 12 kriteria ini tercapai," jelasnya.

Untuk sumber dananya, alokasi tersebut tidak berasal dari APBD maupun DAK.

Namun oleh RSUD sendiri dengan mengikutsertakan sektor perbankan.

"Pembangunan untuk KRIS (Kelas Rawat Inap Standar) diperkirakan memerlukan anggaran sebesar Rp9 miliar. Saya ingin menegaskan bahwa hal ini bukanlah pemecahan paket proyek, melainkan disusun berdasarkan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan keahlian perusahaan," demikian penjelasannya.

Ajak Warga Siaga Bencana

Gunung Gede yang mencakup wilayah Sukabumi, Cianjur, dan Bogor saat ini sedang memperlihatkan tanda-tanda kegiatan Vulkanik dengan mendesisnya uap putih setinggi 100 meter di atas puncak gunung.

Untuk menghadapi kemungkinan dampak dari erupsi freatik, Pemerintah Kota Sukabumi telah menerapkan beberapa tindakan, di antaranya adalah bekerja sama dengan stakeholder yang relevan.

"Harus berhati-hati loh, apa pun yang terjadi akibat bencana alam ini perlu waspada. Jika ada erupsi atau hujaman lava panas. Bila hal itu mencapai Sukabumi, mungkin juga Cianjur atau Bogor, maka kami secara langsung akan bertanya kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab," ungkap Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dalam wawancara dengan Tribunjabar.id pada Selasa (08/04/2025).

Ayep mengatakan bahwa pihaknya juga telah memberikan instruksi kepada BPBD untuk selalu siaga dalam penanganan bencana alam yang tak terduga.

"Termasuk juga mengingatkan publik agar selalu waspada. Sebab bencana tersebut dapat terjadi secara mendadak," katanya.

"Kapan tepatnya terjadi masih belum diketahui, namun indikasinya telah muncul. Jika tanda-tandanya sudah ada, kita perlu bersiap untuk melakukan antisipasi," jelas Ayep.

Sementara itu, update pengamatan pada Senin 07 April, terhitung pukul 00.00 - 24.00 WIB dari Pos Gunung api (PGA) Gede di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yang dilansir dari website https://magma.esdm.go.id sebagai berikut:

Pengamatan Visual

Gunung berapi tampak jelas sampai akhirnya ditutup kabut pada pukul 0-III.

- Pantau asap di kawah utama yang berwarna putih dengan kepekatan ringan sampai cukup tinggi, mencapai ketinggian sekitar 100 meter dari puncak gunung tersebut.

- Suhu sejuk sampai sedang dengan langit berawan dan turun hujan, disertai angin ringan menuju ke timur daya.

Klimatologi

- Cuaca antara terang sampai berhujan, dengan angin ringan yang bertiup ke timur daya. Suhu udara berkisar antara 19 hingga 24 derajat Celsius.

Pengamatan Kegempaan

- 2 kali terjadi getaran vulkanik internal dengan amplitudo antara 5 sampai 45 milimeter, jarak S-P sekitar 1 hingga 1.2 detik, dan durasi gempa selama 10 hingga 14 detik.

- Dua kejadian guncangan lokal tektonik beramplitude antara 9 hingga 28 milimeter, jarak S-P sekitar 2 sampai 4 detik, dan durasi getaran selama 15 hingga 27 detik.

- 3 kejadian guncangan jarak jauh tektonik beramplitude 11 sampai 24 milimeter, selisih waktu antara gelombang S dan P sekitar 15 hingga 25 detik, serta durasi getaran mencapai 56 hingga 90 detik.

Rekomendasi

- Masyarakat, para pengunjung, serta wisatawan dilarang turun, mendekat, atau menginap di area Kawah G. Gede dengan jarak kurang dari 600 meter dari kawah Wadon. (TribunNewsmaker/ TribunJabar )

Post a Comment for "Program 100 Hari Walikota Sukabumi Ayep Zaki: Meningkatkan Layanan Pasien BPJS"