zmedia

Samsat Rangkasbitung Heboh, Salah Fokus pada Warga KM7 Dituding Telantar Pajak Mobil Senilai Rp 3 Miliar

Samsat Rangkasbitung Heboh dan Kewalahan, sempat Menuduh Penduduk di KM7 Menghindari Pembayaran Pajak Kendaraan Senilai 3 Miliar Rupiah

Samsat Rangkasbitung Heboh dan Kewalahan, sempat Menuduh Penduduk di KM7 Berutang Pajak Kendaraan Senilai Rp 3 Miliar

Sesudah memberikan keterangan bahwa terdapat seorang warga dari KM7 Lebak, Banten yang belum membayar pajak kendaraannya senilai Rp 3 miliar, Samsat Rangkasbitung tiba-tiba menjadi panik dan heboh.

BeritaQ.com/ Peristiwa

Irsyaad W 16 April, pukul 9:40 pagi 16 April, pukul 9:40 pagi

BeritaQ.com - Samsat Rangkasbitung terlihat kebingungan dengan klaim yang mereka sampaikan sendiri.

Sebab pernah mengacu pada salah satu penduduk KM7 Lebak, Banten yang tercatat memiliki kewajiban pajak Kendaraan Bermotor senilai Rp 3 Miliar yang belum dibayarkan.

Memberikan Pengumpulan Data dan Penentuan UPTD PPD Samsat Rangkasbitung, Subur juga memberikan penjelasan mengenai pernyataan itu.

Dia mengakui kesalahannya terkait perhitungan tagihan pajak Kendaraan Bermotor untuk penduduk Kabupaten Lebak di Kilometer 7.

Seketika, Subur mengatakan bahwa seorang penduduk dari Kilometer 7 memiliki tunggakan terbanyak untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kabupaten Lebak dengan jumlah mencapai Rp3 miliar.

Dia menyebutkan bahwa pernyataan yang dibagikan beberapa hari sebelumnya tersebut, tidak didukung oleh data yang sah dan kurang akurat.

"Ia menyatakan dirinya keliru dan mengaku hal tersebut," ucapnya ketika ditemui di kantornya pada tanggal 14 April 2025 seperti yang dikutip dari TribunBanten.com.

Dia mengakui bahwa dia merasa letih ketika memberikan informasi karena suasana di Samsat Rangkasbitung sangat sibuk pada saat proses pengurusan pemutihan PKB berlangsung.

"Dikarenakan kondisinya sangat sibuk dan peningkatan layanan berlangsung bersamaan, jadi agak tidak terfokus waktu itu, kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan," katanya.

Apa lagi sekarang pulang dari kantor jadi di waktu malam, karena layanannya kami saat ini semakin meningkatkan diri, agar bisa memberikan bantuan yang lebih baik bagi warga.

"Lagi-lagi saya mengucapkan permohonan maaf karena kesalahan yang ada pada diri saya," lanjutnya.

Sebelumnya, Abah Rohim, sebagai perwakilan dari warga KM7, juga memberikan tanggapannya tentang keterlambatan pembayaran PKB yang dibahas oleh UPTD PPD Samsat Rangkasbitung di Lebak.

Setelah kabar dari Kasi Pendataan dan Penetapan di UPTD PPD Samsat Rangkasbitung, Subur tersebar, dia merespons.

Sebagaimana disampaikan oleh Subur, para warga dari Lebak yang memiliki tunggakan pembayaran pajak mayoritas berdomisili di Kilometer 7, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Tidak main-main, total utang pajak kendaraan yang dimiliki warga itu mencapai miliaran rupiah.

Tercatat bahwa dalam setahun, penduduk di kawasan Kilometer 7 tersebut harus membayar pajak senilai Rp 3 miliar.

Abah Rohim berpendapat bahwa angka yang dikeluarkan oleh pejabat Samsat Rangkasbitung senilai Rp 3 miliar itu tidak benar atau kurang akurat.

"Dugaan bahwa dana Samsat untuk kendaraan dengan nomor KM7 sebesar Rp 3 miliar adalah informasi yang tidak benar, datanya di mana?" ujarnya melalui pesan pendek pada tanggal (13/4/25), seperti dilansir dari TribunBanten.com.

Dia mengatakan tegas, bila Samsat Rangkasbitung memberitahukan angka tersebut, mereka akan dengan senang hati melapor ke penegak hukum untuk mencemarkan nama baik. (Note: The phrase "mencemarkan nama baik" has been kept as it is because it's an idiomatic expression which means 'defamation of character' in English.)

"Bila memang Samsat menginformasikan besaran tersebut, kami bahkan tidak ragu-ragu untuk melapor kepada otoritas terkait," tandasnya.

Dia menyatakan bahwa beberapa armada dari Jayabaya masih dalam tahap penilaian.

Namun, tidak tercapai angka sebagaimana diumumkan oleh Samsat Rangkasbitung itu.

Copyright BeritaQ.com2025

Related Article

Post a Comment for "Samsat Rangkasbitung Heboh, Salah Fokus pada Warga KM7 Dituding Telantar Pajak Mobil Senilai Rp 3 Miliar"