BeritaQ.com, BANJARBARU – Program Sekolah Rakyat yang baru diusulkan oleh pemerintah pusat dirasakan sebagai sesuatu yang tidak terlalu baru bagi para aktivis pendidikan tingkat dasar.
Masyarakat di Banjarbaru sudah membangun Sekolah Rakyat sejak tahun 2021 lalu, yang merupakan bagian dari upaya mereka untuk menunjukkan peduliannya terhadap pendidikan bagi anak-anak kurang beruntung dan pinggiran.
Wira Surya Wibawa, pendiri komunitas Sekolah Rakyat Banjarbaru, dengan senang hati mendukung tindakan pemerintah tersebut.
Akan tetapi, dia juga menekankan pentingnya untuk tidak melupakan kontribusi serta pengalaman masyarakat yang sudah sebelumnya berjuang di lapangan.
"Kami mendukung program ini, tetapi jangan sampai antusiasmenya meredup akibat terlalu banyak tata kelola yang rumit. Sekolah Rakyat perlu dijadikan milik publik, tidak hanya sebagai sebuah proyek pemerintahan," katanya pada hari Rabu (16/4/2025).
Wira menganggap bahwa jika diterapkan secara serius, Sekolah Rakyat memiliki potensi untuk menjadi sebuah revolusi dalam dunia pendidikan Indonesia, mencakup kelompok-kelompok yang sebelumnya terabaikan oleh sistem tersebut.
Tetapi, dia menggarisbawahi bahwa program tersebut perlu dirancang dengan pendekatan yang melibatkan semua pihak dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
"Anak-anak dari keluarga kurang mampu di daerah terpencil membutuhkan bukan saja akses, tetapi juga pengakuan serta restorasi kehormatan mereka sebagai insan," katanya.
Komunitas Sekolah Rakyat yang didirikan oleh Wira sudah aktif di Kalimantan Selatan selama tiga tahun belakangan ini, menggunakan sistem pendidikan terbuka yang mengutamakan prinsip gotong royong serta komitmen kepada masyarakat kurang mampu.
Aktivitas pembelajaran kerap berlangsung di taman kota ataupun area publik dan tidak dikenakan biaya apapun.
Wira mengatakan bahwa tantangan di lapangan jauh lebih rumit dibandingkan hanya dengan penyediaan fasilitas.
Kelangkaan fasilitas, luka sosial, serta keengganan publik untuk memercayai lembaga pemerintah merupakan tantangan pokok.
"Mereka tidak hanya mencari seorang guru, tetapi juga pendamping yang dapat bertindak sebagai panutan dan membantu mengembalikan rasa percaya diri mereka," katanya.
Dia juga menggarisbawahi kepentingan kerjasama di antara pemerintah dan masyarakat, tidak sekadar hubungan berbasis atas bawah.

“Pemerintah harus jadi fasilitator, bukan pengatur tunggal. Komunitas sudah punya pengalaman, pendekatannya pun lebih humanis,” jelasnya.
Mengenai kelangsungan program tersebut, Wira mengemukakan ketakutannya. Menurutnya, tanpa adanya peraturan hukum yang solid serta komitmen untuk waktu yang lama, Program Sekolah Rakyat mungkin akan memiliki nasib serupa dengan banyak proyek pendidikan lain yang terhenti sebelum waktunya.
Oleh karena itu, dia menasihati pemerintah untuk meredefinisikan filsafat pendidikan, menghilangkan aspek komersialnya, serta menyusun kurikulum yang mencerminkan kearifan lokal dan membentuk karakter siswa.
"Bila diterapkan dengan sungguh-sungguh, Sekolah Rakyat dapat menjadi simbol dari kebangkitan semangat pendidikan yang mensejahterakan. Ini bukan masalah skor atau peringkat, tetapi lebih kepada pembentukan individu yang komprehensif," tegasnya.
(BeritaQ.com/Muhammad Syaiful Riki)
Post a Comment for "Sekolah Rakyat di Banjarbaru: Komunitas Pengingat Pemerintah Sejak 2021"