zmedia

Tantangan Berat dan Solusi Cerdas Proyek Tol Semarang–Demak Seksi 1B: Fokus pada Terobosan Teknologi Bambu

PR GARUT – Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Bagian 1B saat ini sedang mengalami beberapa hambatan signifikan, terutama pada tahap konstruksi di wilayah pantai dengan kondisi tanah lembut dan berair tinggi. Akan tetapi, dibalik kesulitan itu, para ahli teknik telah mampu merancang penyelesaian kreatif yang layak dipuji: menggunakan karpet bambu sebagai komponen dari struktur dasar bangunan.

Pada saat melakukan kunjungan lapangan, tim lintas sektoral yang melibatkan wakil dari PT Wijaya Karya (WIKA), BP, serta CRBC—yang bertindak sebagai kontraktor utama dalam proyek tersebut—menemukan fakta bahwa seksi 1B merentangi wilayah mulai dari STA 15+78 sampai ke 20+314. Bagian ini mengandung berbagai elemen seperti infrastruktur jalan toll, bangunan jembatan, dan tanggulan pantai yang dikontruksikan pada lahan lembut dengan potensi resesi yang signifikan.

Faisal, yang mewakili kontraktor pelaksana di area WIKA, menyatakan bahwa kemajuan dalam membangun jembatan terdongkrong saat ini sudah mendekati angka 70%. Sementara itu, pengerjaan tanggul pantai masih dilakukan dengan menggunakan cara penimbunan bertingkat serta menginstalasi teknologi bambu.

Proyek ini merupakan yang pertama di Indonesia yang dengan luas mengaplikasikan matras bambu sebagai dasar dari jalur toll di area lautan," katanya. "Kita memakai kurang lebih 7-10 juta batang bambu serta melibatkan 2.000 pekerja spesialis untuk menyusun matras dan potongan bambu.

Matras bambu diposisikan di bawah lapisan geotekstil sebelum ditambahkan timbunan pasir (pasangan sand) dan material terpilih. Struktur tersebut ditingkatkan menggunakan kantong pasir sintetis (JDP) beserta sistem drainase vertikal seperti PVD (Drain Vertikal Pracetak) dan PHD (Saluran Drain Horizontal), yang bertujuan untuk mengakselerasi proses pengerasan air tanah, sambil juga mencegah pergeseran tingkatan permukaan pada periode berikutnya.

Pada area yang ditangani oleh WIKA, beberapa tiang jembatan sudah diselesaikan dan siap untuk menghubungkan dengan Seksi 1A dan Seksi 1C. Tambahan lagi, ada proyek pembangunan Jembatan Sayung serta Jembatan Babon yang akan dilaksanakan dalam wilayah CRBC dan PP.

Darman, wakil dari Direktorat Transportasi yang juga menghadiri kunjungan tersebut, menekankan kepentingan inovasi ini sebagai materi studi bagi jurusan teknik sipil. Dia menyampaikan usulan supaya semakin banyak mahasiswa teknik diberi peluang magang guna merasakan secara langsung penggunaan teknologi bambu pada konstruksi infrastruktur berukuran besar.

"Saya rasa teknologi ini perlu diumumkan secara lebih luas, termasuk pada skala global. Bukan berarti negara-negara lain memiliki stok bambu sebanyak Indonesia, sehingga ini dapat menjadi daya saing unik yang bisa kita maksimalkan," katanya.

Dalam rangka sosialiasi dan pendidikan, penyelenggara proyek mengumumkan bahwa mereka membuka kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan praktik kerja lapangan serta riset, namun penggunaan data proyek masih harus melewati proses persetujuan secara resmi.

Tugas di Bagian 1B ini menunjukkan secara langsung bahwa kerjasama antara teknologi lokal dan insinyering modern bisa menciptakan jawaban yang efektif untuk masalah geografis yang sulit. Di masa mendatang, pendekatan tersebut mungkin akan diterapkan pada projek sejenis di daerah pantai dan rawa lainnya di Tanah Air. ***

Post a Comment for "Tantangan Berat dan Solusi Cerdas Proyek Tol Semarang–Demak Seksi 1B: Fokus pada Terobosan Teknologi Bambu"