zmedia

Tim Internasional dari Amerika dan Cina Sedang Meneliti Jenis Mikroba Unik dari Lapisan Tanah Dalam

BeritaQ.com , Jakarta Tim riset dari AS dan Tiongkok berupaya menguak tabir suatu temuan yang dianggap calon untuk filum baru. mikroba --bukan sekadar spesies baru Mikroorganisme yang bertempat tinggal di lapisan dalam tanah ini termasuk dalam kelompok calon filum baru dengan nama CSP1-3, sehingga membuat mereka menjadi cabang unik dari makhluk mikroskopis yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

Sebagaimana dikutip dari tulisannya yang terbit di jurnal tersebut. Proses Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Pada tanggal 18 Maret 2025, tim memeriksa contoh tanah bagian bawah dari Iowa, AS, bersama dengan lokasi di Yangling dan Changwu yang ada di Cina, sebagai sebagian dari studi mereka. Perlu dicatat bahwa kondisi lingkungan pada kedalaman tanah secara historis dikenali lebih baik dibandingkan zona kritis lainnya.

Zona Kritis ini mencakup area mulai dari atas kanopi pohon sampai beberapa ratus meter ke bawah permukaan tanah. Daerah tersebut bertanggung jawab untuk menjaga berbagai proses esensial seperti terbentuknya tanah, sirkulasi air, serta siklus unsur hara yang amat penting bagi pertanian, mutu air, dan keseluruhan kesejahteraan lingkungan hidup.

Regu peneliti mengikuti jejak evolusi mikrobanya dengan cara mengekstrak DNA dan memperoleh informasi bahwa leluhurnya hidup di habitat berupa perairan, misalnya sungai atau sumber air panas. Temuan tentang kandungan DNA-nya sesuai dengan hasil awal yang ditemukan saat mikroba ini diketahui ada dalam sistem geotermal di Taman Nasional Yellowstone, AS, tahun 2006. Pada pengamatan pertama kali, mikroba tersebut dideteksi dengan metode urutan genom 16S rRNA.

Setelah melalui jutaan tahun, mikroba tersebut diyakini telah berkembang biak dan beralih ke habitat di darat, kemudian menyebar ke lapisan yang lebih dalam. Proses perubahan dari ekosistem air ke daratan ini dikaitkan dengan peningkatan ukuran genom pada mikroorganisme, mencakup gen-gen penting bagi metabolisme karbohidrat dan produksi energi.

"Mayoritas orang kemungkinan akan berpikir bahwa organisme ini hanyalah spora atau sedang dalam kondisi tidur," ungkap James Tiedje dari Pusat Ekologi Mikroba, Universitas Negara Bagian Michigan, AS, terhadap Earth.com Namun, Tiedke menyebutkan tambahan,"Analisis DNA mengindikasikan bahwa mikroorganisme tersebut malah masih aktif dan terus bertumbuh walaupun dengan kecepatan yang sangat rendah."

Pada beberapa contoh, CSP1-3 diketemui hingga melebihi 50% populasi mikroorganisme lain. "Menurut saya hal tersebut terjadi karena tanah dalam merupakan suatu lingkungan yang benar-benar unik, dan spesies-spesies ini sudah berkembang biak selama periode panjang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tanah yang kurang subur," ungkap pakar microbiology yang turut serta bekerjasama dengan bagian dari tim riset lainnya di Pusat Penyelidikan Ekologi Mikrobia Tanah dan Produktivitas Berkelanjutan Tanah di Daerah Kering, Universitas Northwest A&F, Shaanxi, China.

Mikroorganisme ternyata memainkan peranan signifikan dalam penyaringan air tanah. Ketika air hujan menembus permukaan bumi, CSP1-3 membantu mendekomposisi sisa senyawa karbon dan nitrogen dari lapisan tanah teratas, yang pada gilirannya meningkatkan mutu air sebelum mencapai akuifer. Oleh karena itu, Tiedje menjuluki CSP1-3 sebagai 'pengepel' yang membersihkan material sisakan yang melewati lapisan tanah tersebut. Alternatifnya, seperti yang tertulis dalam sebuah makalah ilmiah, mereka memiliki kontribusi substansial dalam siklus karbon, nitrogen, serta belerang. "Peran mereka amat vital bagi ekosistem," ungkap Teidje.

Berikutnya, kelompok peneliti tersebut berencana mengembangkan CSP1-3 di lab. Proses ini cukup rumit lantaran situasi alami dari habitat tanah sangatlah kompleks untuk disimulasikan. Mengacu pada sejarah organisme mikroskopis ini yang biasa ada di sumber air panas, Tiedje dan koleganya melakukan percobaan dengan mencoba temperatur tinggi guna merangsang perkembangan mereka.

Tubuh fisiologis dari CSP1-3, yang dikendalikan oleh kimianya sendiri, memiliki perbedaan. Maka mungkin terdapat beberapa gen penting yang dapat memberi manfaat bagi tujuan lain," ungkap Tiedje mengenai sasaran pemuliaan tersebut. Ia mencotohkan kapabilitas mikroorganisme dalam memecah kontaminan yang rumit. “Apabila kita berhasil merumuskannya, hal ini bisa membantu menjawab salah satu tantangan paling serius di planet kita saat ini.

Post a Comment for "Tim Internasional dari Amerika dan Cina Sedang Meneliti Jenis Mikroba Unik dari Lapisan Tanah Dalam"