zmedia

Wabah Diare Melanda Pulau Rhun: 47 Warga Tertimpa, Diduga Akibat Makanan Rusak dari Kios

BANDA, BeritaQ.com– Wabah diare yang sedang mewabahi penduduk Pulau Rhun, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah saat ini telah secara resmi dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Insiden ini menjadi publik pada awal bulan April tahun 2025, dengan catatan ada 47 individu yang terjangkit, termasuk seorang anak yang telah meninggal, sementara beberapa lainnya sedang menjalani proses penyembuhan.

Regu medis yang dikirim ke tempat kejadian mengira bahwa epidemi tersebut disebabkan oleh pangan kadaluarsa yang ditawarkan di warung-warung lokal.

Penemuan ini memperkuat dugaan ada ketidaktelitian pada sistem pemantauan pendistribusian makanan di area itu.

Posko Integrasi Kesehatan dan Pengobatan

Pada hari Sabtu (12/4), tim medis yang diketuai oleh Dr. Fitrah dari Puskesmas Walang mendirikan posko kesehatan di Pustu Pulau Rhun.

Di samping mengatasi masalah diare, tempat penanganan itu pun menerima pasien yang datang dengan keluhan kesehatan beragam.

"Sejak pembukaan posko tersebut, tim medis telah mencatat kira-kira 100 orang berkunjung, dan dari total ini, hanya tujuh pasien saja yang menunjukkan gejala diare. Meski begitu, kami masih melanjutkan upaya pencarian proaktif dengan mengunjungi tempat tinggal penduduk setempat guna memastikan tak ada kasus yang tertinggal," jelas Dr. Fitrah.

Setelah melakukan pencarian dari rumah ke rumah di tujuh RW di Pulau Rhun, petugas kesehatan mengidentifikasi sembilan individu tambahan dengan gejala mirip, menjadikan jumlah total kasus diare yang dilaporkan dalam sehari menjadi 16 orang.

Sampel Air Tanpa Bacillus, Perhatian Dipindahkan ke Makanan dan Lingkungan

Air yang dikumpulkan dari tempat tinggal penduduk pada hari Minggu (13/4) memberikan hasil pemeriksaan negatif untuk kuman pencetus diare.

Ini membuat tim menekankan pentingnya memeriksa potensi konsumsi produk makanan yang sudah kedaluwarsi menjadi penyebab utama dari terjadinya epidemi tersebut.

Kepala Kecamatan Banda, Handayani Hassannusi, menyatakan bahwa hasil penemuan itu ditemukan setelah melakukan inspeksi ke 16 warung yang terdapat di Pulau Rhun.

Akhirnya, terdapat 10 warung yang dijumpai menjual barang makanan dengan masa kadaluarsa yang telah lewat.

"Sebagian penduduk kerap kali membeli kebutuhan pangan dasar di warung-warung itu tanpa menyadari kalau produk yang dipasarkan telah kadaluarsa. Barang-barang semacam susu, camilan untuk anak-anak, serta rempah-rempah cukup banyak yang sudah melewati tanggal kedaluwarsanya," terangkan Hassannusi.

Penyingkiran Barang Kedaluwarsa, Pemerintah Desa Berpartisipasi

Setelah mendapatkan informasi itu, pemerintah kampung Pulau Rhun berkolaborasi dengan petugas kesehatan serta camat setempat dalam upaya mengambil dan membinasakan barang-barang kadaluarsa tersebut.

Kepala Desa Pulau Rhun, Salihi Surahi, menyatakan tambahan bahwa walaupun para pedagang tersebut tidak sengaja menjual produk kadaluarsa, namun tindakan masih perlu diambil terkait masalah ini.

“Kami akan memusnahkan produk-produk expired yang telah disita dari kios-kios tersebut. Beberapa pedagang tidak menyadari bahwa barang yang mereka jual sudah melewati batas waktu konsumsi. Kami akan memberikan arahan lebih lanjut kepada mereka tentang pentingnya memeriksa tanggal kedaluwarsa,” terang Salihi.

Warga Diminta Tenang, Pengobatan Tersedia

Meski situasi sempat menimbulkan kekhawatiran, tim medis mengimbau agar warga tidak panik.

“Obat-obatan untuk mengatasi diare masih mencukupi dan kami terus siap sedia di posko serta rumah sakit terdekat,” ujar Dr. Fitrah.

Selain itu, warga diimbau untuk tetap menjaga kebersihan dan berhati-hati dalam mengonsumsi makanan.

Pemerintah desa juga berencana untuk lebih mengedukasi masyarakat terkait pentingnya memeriksa tanggal kedaluwarsa pada barang-barang yang dijual di kios-kios.

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah Terus Memantau Kemajuan Kasus

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah lewat Dinas Kesehatannya menyatakan bahwa mereka akan tetap mengawasi kondisi yang berkembang di Pulau Rhun.

Di samping itu, mereka pun merencanakan untuk melaksanakan pemantauan berkala pada warung-warung dan menaikkan tingkat penyampaian informasi ke para penjaja mengenai kesesuaian dalam memelihara mutu produk yang ditawarkan.

"Sampai saat ini, trennya telah mereda, tapi kita masih mengamati jika ada warga yang masih menderita diare. Selain itu, kita juga berencana untuk meningkatkan pemantauan supaya hal seperti ini tidak terjadi kembali," demikian penuturan Dr. Fitrah.

Post a Comment for "Wabah Diare Melanda Pulau Rhun: 47 Warga Tertimpa, Diduga Akibat Makanan Rusak dari Kios"