BeritaQ.com, Jawa Tengah - Terdapat 127 orang di Klaten, Jawa Tengah yang dicurigai mengalami keracunan makanan selama acara pertunjukan wayang kulit.
Salah satu dari para korban keracunan makanan pada pertunjukan wayang kulit itu dilaporkan telah meninggal.
Peristiwa itu mengejutkan para pengurus acara dalang karena tidak mengantisipasi adanya kasus keracunan makanan.
Penampilan wayang kulit itu digelar oleh sebuah keluarga di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sebagai bentuk tasyakur.
Pesta syukur yang juga menjadi acara halalbihalal bagi seluruh anggota keluarga itu tiba-tiba berubah menjadi suatu insiden tidak terduga.
Ipardanya yang bernama Sumardi tidak mengira bahawa perayaan ucapan terima kasih serta pertemuan tahunan keluarganya akan menjadi bencana.
Seluruh 127 penduduk terkena keracunan makanan, dan satu individu dinyatakan telah meninggal.
Mengenai hal itu, Sumardi juga menjadi salah satu yang terkena dampaknya.
Meskipun demikian, dia berhasil bertahan karena tidak pernah mengonsumsi makanan setelah pukul 22.00 WIB.
Sumardi menjelaskan, Sabtu (12/4/2025), keluarga besarnya mengadakan acara pertemuan dalam balutan halal bihalal.
Setelahnya, keluarga besar mengadakan pentas wayang kulit untuk umum.
"Siangnya keluarga yang malamnya wayangan. Siang acara Trah, terus malam dilanjut wayangan aja," kata Sumardi saat ditemui awak media, Selasa (15/4/2025), dikutip dari TribunSolo.com.
Sumardi menerangkan bahwa pada acara pertunjukan wayang kulit tersebut, sekitar 200 orang warga hadir dan menikmati hidangan yang telah dipersiapkan oleh keluarganya.
Bagi acara tersebut, keluarga menyiapkan sekitar 250 hidangan baik ringan maupun berat, di antaranya adalah nasi kotak yang dicurigai menjadi sumber dari wabah keracunan masal itu.
Hidangan-hidangan itu adalah karya masakan yang dibuat oleh tetangga rumah si sulung.
"Rewang atau punya kegiatan bersama warga. Sajian ringan berupa camilan seperti kacang dan brownies, serta hidangan utamanya adalah nasi dengan rendang, sambal goreng krecek, acar, dan kerupuk," jelasnya.
Tetapi, dia tidak menduga bahwa acara tersebut akan menjadi bencana untuk penduduk setempat.
Esok hari setelah peristiwa tersebut, banyak penduduk yang mengeluhkan gejala keracunan makanan.
Bahkan, sang kakak, Waluyo, yang adalah pemilik rumah, juga mengalami gejala serupa sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
Sungguh mengejutkan, sejujurnya aku sangat terkejut. Ada informasi yang tampaknya bermasalah.
"Satu orang keluarga sedang dirawat di rumah sakit. Itu adalah kakak saya karena tempat ini merupakan rumah kakakku dan aku merantau," jelasnya.
"Pada awalnya mengeluh tentang pusing dan diare. Mula-mula dirawat di rumah namun kemudian dibawa ke RS Bagaswaras," tambahnya.
Namun, Sumardi bersyukur, ia tak menjadi korban karena kebiasaannya yang tidak makan setelah pukul 22.00 WIB.
"Kejadiannya begitu saya melintas pukul 10 malam dan belum memakan apa-apa," jelasnya.
Akibat peristiwa itu, Sumardi serta keluarganya besar mengajukan permohonan maaf kepada semua orang yang terkena dampak keracunan.
Dia dan famili-nya secara sukarela mengunjungi para korban, termasuk keluarga Suparno yang telah meninggal setelah perawatan di rumah sakit.
Dinas Kesehatan Mengambil Contoh Makanan dan Minuman
Pada saat bersamaan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sudah mengekstrak contoh makanan dan minuman yang dicurigai sebagai sumber utama dari kasus keracunan berkelompok di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
Contoh makanan dan minuman tersebut diambil dari sajian pementasan wayang yang diselenggarakan oleh salah satu penduduk pada hari Sabat dinihari.
"Kita melakukan pemeriksaan sampel, kita sudah ambil sampelnya dan sedang dilakukan pemeriksaan labkes di Semarang," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Klaten, Hanung Sasmito Wibowo, Selasa.
Hasil pengujian terhadap contoh makanan dan minuman itu akan tersedia dalam waktu beberapa hari ke depan.
Sampel makanan yang diambil adalah rendang serta sambal krecek.
Dua sajian tersebut ditampilkan bagi para penggemar pertunjukan wayang.
"Mencurigai berasal dari masakan seperti rendang dan sambal krecek," katanya.
Untuk minuman yang juga diperiksa dan dicurigai terkontaminasi oleh bakteri E-Coli, Hanung belum mau mengungkapkan informasinya.
Meskipun begitu, Hanung tidak menyangkal bahwa keadaan minuman yang disajikan kurang transparan.
"Hanya menjadi curiga setelah melihat warna air yang tak jernih. Oleh sebab itu, kami menyelidiki hingga ke sumber air-nya," tegasnya.
Sampai pukul sore hari Selasa, total korban dari kasus keracunan massal telah meningkat menjadi 127 orang.
47 di antaranya masih mendapatkan perawatan rumah sakit, sedangkan 80 orang lainnya menjalani rawat jalan.
Di sisi lain, melapor ada satu orang yang telah meninggal.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews.com
Post a Comment for "127 Orang Keracunan Setelah Nonton Pertunjukan Wayang Kulit, Satu meninggal"