
BeritaQ.com , Jakarta - Kebiasaan donor darah sudah terkenal tidak hanya dapat menyelamatkan hidup orang lain, tetapi juga menguntungkan bagi kesehatan pendonor itu sendiri. Diantara sekian banyak kebaikan dari mendonorkan darah ialah untuk merefresh darah dalam tubuh, membantu melancarkannya, serta berperan dalam pencegahan penyakit kanker.
Sebuah hasil penelitian di Inggris yang dipublikasikan dalam jurnal online Blood pada 11 Maret 2025 menjelaskan bagaimana manfaat itu bisa terjadi. Penelitian dilakukan mahasiswa post-doktoral bidang imunologi Hector Huerga Encabo dari Francis Crick Institute London bersama timnya. Mereka menganalisis data genetik dari sampel darah milik 217 pria asal Jerman, berusia 60-72 tahun.
Ratusan responden itu memiliki riwayat rutin donor darah dan, masing-masing, telah melakukannya lebih dari 100 kali. Sampel darah mereka dibandingkan dengan milik 212 pria lain dengan usia serupa namun dengan catatan riwayat donor darah kurang dari 10 kali sepanjang hidupnya. Hasilnya menunjukkan bahwa darah pria yang lebih sering berdonor cenderung membawa sel-sel yang memiliki mutasi pada gen DNMT3A.
Untuk menyelidiki lebih lanjut, Hector dkk memodifikasi secara genetik sel induk ( stem cell Darah manusia — yang bertanggung jawab untuk memproduksi semua jenis sel darah dalam tubuh — dengan modifikasi genetik itu kemudian ditempatkan bersama sel-sel sehat lainnya dalam wadah petri di laboratorium. Para peneliti tim kemudian menyuntikkan hormon EPO, yakni zat yang naik secara alamiah pada orang yang telah kehilangan banyak darah atau baru saja mendonasikan darah, ke beberapa kelompok sampel tersebut.
Setelah satu bulan, terlihat bahwa sel darah dengan mutasi pada gen DNMT3A tumbuh hingga 50 persen lebih cepat dibandingkan sel normal. Tapi perbedaan itu hanya terjadi pada sampel yang mengandung hormon EPO. Pada cawan petri yang tanpa EPO, pertumbuhan kedua sel darah sama.
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa ketika seseorang menyumbangkan darah, kenaikan kadar EPO dalam tubuh dapat membantu pertumbuhan sel darah yang memiliki(mutasi) gen DNMT3A," demikian kata Hector seperti dilansir dari New Scientist .
Para peneliti kemudian ingin mengetahui apakah keberadaan lebih banyak sel darah dengan mutasi DNMT3A membawa dampak positif. Caranya, mereka mencampurkan sel ini dengan sel lain yang mengandung mutasi pemicu leukimia , kanker darah.
Akhirnya, ketika hormon EPO muncul, sel darah dari penyandang donor reguler berkembang dengan lebih cepat dan menjadi lebih efektif dalam menciptakan sel darah merah dibandingkan jenis sel yang lain. Ini menunjukkan bahwa modifikasi genetik DNMT3A malahan membawa dampak perlindungan serta bisa saja menghalangi perkembangan sel kanker.
Ash Toye, professor di bidang biologi sel dari University of Bristol mengatakan bahwa mendonorkan darah mirip dengan bentuk seleksi alam yang dapat meningkatkan fungsionalitas dan kekebalan sel induk dalam darah. Dia menjelaskan, "Dengan demikian, selain menyelamatkan hidup orang lain, proses ini bisa jadi membantu memperkokoh sistem darah Anda." Kutipan tersebut juga ditarik dari sumber tersebut. New Scientist .
Meski begitu, profesor hematologi dari University College London Marc Mansour menyarankan riset dengan jumlah sampel yang lebih besar. Menurut dia, eksperimen di laboratorium kerap menyediakan gambaran yang jauh leih sederhana daripada yang sebenarnya dalam tubuh. Dia juga menunjuk kemungkinan pendonor tanpa mutasi gen DNMT3A paa sel darahnya tak mengalami manfaat yang sama.
Post a Comment for "Begini Manfaat Ilmiah Mendonorkan Darah Secara Rutin untuk Mencegah Kanker"