zmedia

Dampak Dua Bibit Siklon Tropis: Beberapa Wilayah Siap-siap Hadapi Hujan Lebat Sepanjang April

BeritaQ.com, MAUMERE- BMKG menyatakan bahwa hasil pemeriksaan pola atmosfer serta ramalan iklim beberapa daerah di Indonesia memiliki kesempatan tinggi untuk mengalami hujan lebat sepanjang April 2025.

Saat ini termasuk ke dalam masa angin tropical cyclone di bagian selatan (dari November sampai April). Secara klimatologi, hal tersebut juga mempengaruhi peningkatan intensitas hujan, lebih-lebih lagi di daerah timur serta selatan dari Indonesia.

BMKG sekali lagi mengawasi potensi siklon tropis 96S dan 97S dalam area pemantauan TCWC Jakarta. Siklon awal 96S diamati berlokasi di perairan Laut Timor, lebih spesifik di bagian selatan Pulau Rote - NTT, dengan kecepatan angin tertinggi mencapai 30 knot serta tekanan atmosfer sebesar 1002 hPa, sedangkan arah gerakannya menuju barat-daya.

Bibit siklon tropis 96S memiliki potensi untuk memperburuk kondisi cuaca di area seputaran NTT dan akan menyebabkan kenaikan level ombak yang cukup besar di Perairan Selatan Timor - Rote, Perairan Selatan Sabu - Raijua, Laut Sawu, serta di Samudera Hindia bagian selatan NTT.

Di samping Bibit Siklon Tropis 96S, juga diamati Bibit Siklon Tropis 97S yang ada di Selat Arafura bagian selatan Papua. Kecepatannya mencapai 15 knot, dengan tekanan atmosfer sebesar 1008 hPa, serta geraknya relatif stabil dan tidak banyak bergeser dari posisi semulanya.

Tanda-tanda siklon tropis 97S berdampak secara signifikan terhadap kondisi cuaca di daerah Maluku serta Papua Selatan. Tambahan pula, cikal bakal badai ini mengakibatkan kenaikan level ombak di Samudera Arafura.

Selain benih siklon tropis, keadaan iklim di kawasan Indonesia pun terpengaruh oleh aktifitas gelombang ekuatorial Rossby, gelombang kelvin, gelombang frekuesi rendah, serta fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO).

Selain itu, sirkulasi siklonik yang terjadi di Laut Natuna, perairan selatan Banten, serta di bagian selatannya Papua juga ikut mempengaruhi pembentukan area perlambatan kecepatan dan persimpangan arah angin. Hal ini pada gilirannya dapat menaikkan peluang untuk menghasilkan awan konvektif secara signifikan di beberapa region Indonesia.

Dalam minggu mendatang, daerah Indonesia kemungkinan akan terdampak oleh fenomena MJO, yang diperkirakan aktiv di sekitar Barat Sumatera, Selatan Papua, dan bagian selatan Laut Arafura dalam hal ruang.

Di samping itu, gabungan antara MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Low Frequency dalam area dan waktu tertentu mencakup sebagian besar daerah dari Indonesia bagian tengah sampai timur. Ini bisa memperbesar kegiatan konvektif serta membantu terbentuknya pola perputaran siklonik di kawasan ini.

Pembangunan Bibit Siklon Tropis 96S diperkirakan akan berlanjut sambil bergerak kearah barat-baratdaya menuju Samudra Hindia mendekati wilayah utara Barat Laut Australia dalam waktu 24 jam kedepan.

Selama 48 hingga 72 jam mendatang, diperkirakan intensitas awal siklon ini akan bertambah menjadi lebih kuat, dengan kecepatan angin melebihi 35 knot serta bergerak menuju arah barat-baratdaya, menjauhkan diri dari area Indonesia.

Secara keseluruhan, peluang Bibit Siklon Tropis 96S mengembangkan diri menjadi siklon tropis dalam waktu 24 jam diperkirakan tingkatnya cukup tinggi hingga sangat tinggi.

Pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 97S diperkirakan akan tetap stabil, dengan lokasi yang relatif tidak berpindah di wilayah Laut Arafura. Kemungkinan bahwa bibit siklon tropis 97S ini akan berkembang menjadi sebuah siklon tropis dalam rentang waktu antara 24 sampai 72 jam mendatang termasuk dalam kategori rendah.

Di luar benih siklon tropis, pola putaran siklon juga diamati di perairan sekitar selatan Banten, Laut Natuna, serta wilayah selatan Papua Selatan. Di tempat-tempat ini, area-area penurunan kecepatan angin (konvergensi) yang panjang terbentuk mulai dari Samudera Hindia barat daya Banten sampai barat Lampung, dan juga ada di Laut Cina Selatan.

Sirkulasi siklonik itu juga menciptakan zona percampuran angin (konfluensi) yang berbentuk panjang, menghubungkan wilayah Barat Samudra Hindia dekat Banten, Selat Sunda sampai Bagian Barat Laut Jawa, serta di Laut Cina Selatan.

Kekuatan Labilitas Lokal yang mendorong proses konvektif pada tingkat regional dapat ditemukan di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Pegunungan Tengah, Papua Pegunungan, serta Papua Selatan.

Berdasarkan situasi atmosfir saat ini, penduduk diminta agar tetap hati-hati terhadap kemungkinan iklim yang mencolok ini dengan senantiasa mengakses pembaruan berita cuaca serta meningkatkan keadaan sekitar mereka.

Sumber: BMKG

Berita BeritaQ.comLainnya di Google News

Post a Comment for "Dampak Dua Bibit Siklon Tropis: Beberapa Wilayah Siap-siap Hadapi Hujan Lebat Sepanjang April"