BeritaQ.com, JAKARTA - Pemprov Jawa Barat sekali lagi menyuarakan niatnya untuk memulihkan kelima rute kereta api yang terletak di berbagai wilayah.
Langkah tersebut merupakan ide dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah ia melakukan pertemuan bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan serta PT KAI di gedung Pakuan, Kota Bandung pada hari Selasa tanggal 15 April 2025.
Pelestarian ini menargetkan lima jalur kereta api warisan masa kolonial Belanda yang saat ini tidak terpakai lagi.
Kelima rute kereta api tersebut adalah:
Banjar – Pangandaran – Cijulang (82 km)
Cibatu – Garut – Cikajang (47,5 km)
Rancaekek – Tanjungsari (11,5 km)
Cipatat – PadALARANG (17 km)
Cikudapateuh (Bandung) - Ciwidey (37,8 km)
"Kami merencanakan untuk menghidupkan kembali jalur kereta terdekat antara Bandung dan Pangandaran, hingga hanya mencapai Banjar; Kami akan menyelesaikannya sebagai prioritas utama," ungkap Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi berpendapat bahwa kereta api adalah sarana transportasi yang paling terjangkau bagi masyarakat dalam hal biaya.
"Bahkan sebetulnya cara termurah untuk bertransportasi," ungkapnya.
Dia menyebutkan bahwa kereta api bisa berkontribusi secara positif pada industri wisata, karena karakteristiknya yang mampu membawa banyak penumpang dan bebas dari kemacetan lalu lintas.
"(Kereta api) Ini adalah transportasi masal, karena dengan transportasi masal lebih mudah untuk menggerakkan banyak orang," kata Dedi Mulyadi.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dhani Gumelar mengatakan bahwa reaktivasi ini bertujuan bukan hanya untuk menyulut kembali kenangan lama, melainkan juga guna menopang tiga target utama yang telah ditetapkan.
Visi utama tersebut fokus pada peningkatan aksesabilitas area pariwisata, mengembangkan sistem pendistribusian hasil bumi yang lebih luas, dan membantu mobilitas warga masyarakat menjadi lebih mudah.
"Demi meningkatkan kemudahan akses ke area wisata seperti Pangandaran dan Garut," ujar Dhani Gumelar.
"Selanjutnya adalah untuk menguntunkan penjualan hasil pertanian, membantu pembangunan zona industri, serta mempercepat pergerakan penduduk," tambahnya.
Menurutnya, reaktifasi ini bakal jadi usaha kerjasama diantara Pemprov Jawa Barat, pemerintahan nasional, serta pemda tingkat kabupaten atau kota.
Bagiannya masing-masing akan dijabarkan secara lebih rinci kemudian.
"Tentu saja, kita berdua melaksanakan revitalisasi jalur kereta, yaitu menghidupkan kembali trek yang telah ada," katanya.
Dhani Gumelar menggarisbawahi bahwa di saat kemacetan semakin memburuk dan terdapat batasan pada infrastruktur jalan raya, transportasi kereta api sekali lagi menjadi solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan mobilitas modern.
Rute-rute tersebut dibangun pada masa kolonial Belanda, namun banyak di antaranya menghentikan layanan mereka antara dekade 1980-1990 dikarenakan biaya operasional yang mahal serta persaingan ketat dari moda transportasi pribadi.
Saat ini, mengingat pentingnya efisiensi dalam sistem transportasi umum, rute tersebut dianggap memiliki potensi yang besar lagi.
Dia memberikan contoh rute Banjar–Pangandaran–Cijulang yang bila dinyalakan kembali bisa mengurangi durasi perjalanan Bandung–Pangandaran dari 5 sampai 6 jam menjadi lebih cepat.
"Harapannya pak gubernur," ujarnya.
Namun, pemicuan kembali ini tidak lepas dari hambatan.
Satu hambatan utama adalah biayanya mahal, dengan perkiraan mencapai angka Rp 20 triliun.
"Polemik terletak pada biaya proyek kereta api yang cukup tinggi, di samping itu, beberapa area tanah saat ini telah dimiliki warga lokal dan memerlukan revisi aspek teknis," ungkap Dhani Gumelar.
Dia menyinggung bahwa pemerintah berencana untuk merevisi rute serta merumuskan tugas setiap entitas, termasuk mengajukan proposal pembiayaan ke Presiden.
"Semoga dapat direalisasikan dalam jangka waktu lima tahun mendatang," katanya.
Artikel ini sudah dipublikasikan di Kompas.com Denganjudul "Rencana Dedi Mulyadi Untuk Menghidupkan Kembali 5 Kereta Rel Tertidur, Ini Dia Daftar Nya"
Post a Comment for "Dedi Mulyadi Usulkan Kembali 5 Jalur Kereta Lama di Jawa Barat: Inilah Rute yang Direncanakan"