zmedia

Pelaporannya ke Polisi: Diduga Adanya Penyalahgunaan Dana Senilai Rp 975 Juta oleh Pengurus MBG

BeritaQ.com, JAKARTA -- Penanggung jawab dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlokasi di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, telah mengajukan laporan kepolisian terhadap beberapa individu karena diduga melakukan penipuan dengan jumlah dana mencapai Rp 975 juta.

Dana itu adalah dana yang dialokasikan untuk persiapan menu MBG di area Jakarta Selatan.

Yang menjadi objek laporan kepada kepolisian adalah Yayasan MBN serta beberapa orang tertentu. Di sisi lain, pihak yang melakukan laporan merupakan Ira Mesra Destiawati, sebagai manajer dari dapur program MBG.

Laporan tersebut telah teregister dalam nomor: LP/B/1160/IV/2025/SPKT/ Polres Metro Jaksel/ Polda Metro Jaya pada Kamis, 10 April 2025.

"Sebagai pengacara resmi, kami mengutuk tindakan Yayasan MBN yang tak juga membayar hak sedikitpun bagi Ibu Ira, sebagai mitra dari dapur makanan bernutrisi gratis di Kalibata," ungkap Danna Harly Putra, sang kuasa hukum untuk Ira Mesra Destiawati, pada sebuah konferensi pers di area Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada hari Selasa tanggal 15 April 2025.

Danna Harly menyatakan bahwa laporannya dikirim ke Yayasan MBN dan beberapa orang yang dicurigai ikut mengurus dana program MBG.

"Laporannya dikirimkan kepada yayasan serta beberapa individu. Kendalanya berasal dari yayasan tersebut," katanya.

Dia juga berharap Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai institusi yang bertanggung jawab atas program MBG, bisa mengambil tindakan tegas guna memecahkan masalah tersebut.

“Tapi yang paling penting sekarang adalah bagaimana BGN memfasilitasi masalah ini,” tambahnya.

Pada saat bersamaan, Tribun Bekasi sudah berupaya untuk menghubungi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan yang teranyar, yaitu Kompol Murodih, tentang laporan kepolisian tersebut; namun sampai kini belum mendapatkan balasan.

Dapur mati suri

Kondisi Unit Layanan Penyedia Nutrisi (ULPN) di area Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, saat ini terlihat sepi dan tidak berfungsi dengan baik.

Ukuran dapur yang mencapai 500 meter persegi ini disertai dengan perlengkapan yang cukup untuk mengolah masakan pada program Makan Bergizi Gratis.

Akan tetapi, selama implementasinya, muncul beberapa masalah teknis dan administratif yang memberatkan bagian dapur tanpa adanya koordinasi yang jelas antara petugas di lapangan.

Ira Mesra Destiawati dari Mitra Dapur MBG di Kalibata mengungkapkan bahwa pada awalnya dia hanya ingin mendukung program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut yang bertujuan menyediakan pangan bernutrisi secara cuma-cuma.

"Maka, menurut saya, tidak akan mungkin pemerintah menghadiahkan hal-hal yang bisa menjadi masalah semacam ini," ungkap Ira saat melakukan konferensi pers di daerah Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada hari Selasa tanggal 15 April 2025.

Ira menyebutkan bahwa dia dipilih untuk memimpin dapur SPPG di Kalibata, namun dari awal tak ada petunjuk yang mendetail tentang kewajiban sebagai pemimpin dapur tersebut.

"Sudah oke, setelah itu kita menyiapkan makanan hingga ke sekolah-sekolah yang telah ditentukan, yakni sebanyak 19 sekolah," katanya.

Dalam menyediakan makanan bernutrisi secara cuma-cuma ini, dia bahkan merencanakan aspek-aspek seperti sumber daya pangan, cara mengolah atau memasaknya, serta distribusi makanannya.

Ira pun memperoleh data tentang pergantian tiba-tiba yang berkaitan dengan harga serta ukuran porsinya.

"Saat sedang berjalan, terjadi penyesuaian tarif. Pada awalnya seluruh siswa menerima alokasi sebesar Rp15.000, namun secara tiba-tiba aturan tersebut dirubah; anak-anak dari PAUD sampai kelas 3 SD mendapatkan Rp13.000 saja, sementara itu murid-murid kelas 4 sampai 6 masih memperoleh jumlah yang sama yaitu Rp15.000. Namun informasi mengenai pengaturan ini untuk menyesuaikan porsi mereka tidak pernah diberitahukan kepada kami," ungkapnya.

Jika ada kekurangan, Ira menyatakan bahwa dia dan tim dapur menerima kritikan tajam, termasuk penghinaan.

Saya dicerca lewat pesan WhatsApp yang menyebutkan, 'Bu Ira tak berkompeten dan tidak mampu membedakan antara beras dengan pasir. Oleh karena itu, dia perlu mengasah kemampuan untuk buang air,' katanya.

Masalah pencairan dana

Permasalahan lain timbul ketika proses pengambilan dana berlangsung. Dia mengatakan bahwa pembayaran yang berasal dari Badan Gizi Nasional (BGN) telah mentransfer sejumlah uang ke rekening yayasan namun tidak ada keterangan tambahan.

"Saat kami bertanya secara langsung, barulah diketahui bahwa yayasan telah menerima dana tersebut, namun rincian penggunaannya masih belum jelas. Mereka minta agar kita terus mengirim faktur, meskipun tak satupun dari mereka yang disahkan sebagai akurat," ungkapnya.

"Saya merasa sungguh-sungguh dirugikan. Sementara itu, saya telah berusaha keras bekerja siang dan malam agar anak-anak dapat memperoleh makanan yang cukup. Ketika melakukan ujian pangan, kita mendapat pujian. Namun sesudahnya, kita justru dihadapkan pada perlakuan sewenang-wenang," lanjut Ira.

Dia berharap BGN dapat meninjau kinerja yayasan dan SPPG yang dipilih, sambil juga menyediakan perlindungan bagi mitra dapur.

"Saya tetap berminat untuk mengikuti program ini sebab durasi kontraknya adalah lima tahun. Namun, saya harap ada ketentuan tentang keadilan dan perlindahan. Saya tak mau para mitra sepertiku jadi korban dari suatu sistem yang kurang transparan," ungkapnya.

Ira berharap pula bahwa pihak BGN dapat menunjukkan sikap yang lebih peka terhadap implementasi di lapangan.

"Acara ini sungguh luar biasa, jangan sampai dilaksanakan tanpa dedikasi dan kewajiban. Mudah-mudahan akan ada hasil yang optimal bagi setiap pihak," ujarnya.

Rela cari investor

Pengacara bagi korban, Danna Harly Putra, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan yayasan dengan inisial MBN karena dituduh belum memenuhi janji untuk membayar hak kliennya sama sekali sebagai bagian dari program Mitra Dapur Makan Bergizi Gratis di daerah Kalibata.

"Penting untuk diingat bahwa Bu Ira Mesra adalah seorang wanita tangguh. Meskipun telah mencapai tahapan lanjut umur, beliau tetap bersemangat mendukung program Makanan Bernutrisi Gratis dari Presiden Prabowo Subianto," jelasnya pada kesempatan tersebut.

"Beliau bahkan bersedia mencari-mencari investor dan menjual properti untuk dijadikan modal dalam program Mitra Dapur Makanan Bergizi Gratis," lanjutnya.

Oleh karena itu, mereka menyerukan kepada Yayasan "MBN" agar dengan cepat membayar hak para mitra dapur di Kalibata yang telah dirugikan.

Ira Mesra telah berkolaborasi dengan yayasan serta SPPG mulai bulan Februari-Maret tahun 2025.

"Sudah menyiapkan kira-kira 65.025 porsi dari Makanan Bernutrisi Gratis yang dibagi menjadi 2 tahap," ujar Harly.

Menurutnya, konflik terjadi di bulan Maret 2025 ketika kliennya baru menyadari adanya selisih dalam anggaran yang dialokasikan untuk murid-murid TK/PAUD/RA/SD.

"Sesungguhnya dalam Kontrak Perjanjian dengan Yayasan, harga yang dimasukkan adalah Rp15 ribu untuk tiap porsi. Akan tetapi, beberapa bagian telah dirubah menjadi Rp13 ribu dan Pihak Yayasan sudah menyadari adanya perbedaan ini cukup lama sebelum kesepakatan dibuat," katanya.

Setelah mengalami pemangkasan, hak klien dikurangi lebih lanjut sebanyak Rp2.500 per porsi.

Setelah peristiwa tersebut, Ibu Ira baru menyadari bahwa pelunasan tahap awal telah dilakukan oleh BGN kepada Yayasan senilai Rp386.500.000," jelasnya.

"Saat akan menuntut haknya, pihak yayasan menyebut bahwa ibu Ira tidak berhak menerima bagian karena kurang membayar sejumlah Rp45.314.249. Mereka memberikan alasan ada beberapa faktur tambahan di lapangan yang dibeli oleh Pihak SPPG atau Yayasan," jelas Harly lebih lanjut.

Di lapangan, semua biaya operasional ditanggung oleh Ira mencakup segala sesuatunya mulai dari makanan, penyewaan lokasi, transportasi, tagihan listrik, perlengkapan dapur hingga upah koki.

"Baru-baru ini kami diberitahu tentang cairnya tahap kedua oleh BGN, tapi yayasan masih belum membayar. Kami merasa kesal bukan hanya karena ketidaktahuan soal hal itu, tetapi juga atas tindakan kepala SPPG Kalibata yang kurang transparan mengenai pengiriman serta penerimaan makanan di sekolah," ungkap Harly.

Pada awalnya tugas itu adalah milik Ira, namun pihak SPPG memintanya agar tidak terlibat dan berkonsentrasi pada persiapan makanan saja.

"Bahkan kami tidak diizinkan juga untuk mempelajari laporan tanggung jawab yang diserahkan kepada BGN," katanya.

"Maka ada banyak sekali aspek-aspek yang disembunyikan khususnya mengenai pembuatan laporan keuangan," lanjutnya.

Karena itu, mereka berencana untuk menangani lembaga yang gagal membayar hak klien sedikitpun dalam implementasi Program Makan Bergizi Gratis ini.

"Melalui jalur hukum, apakah itu dengan melakukan tuntutan perdata atau melaporkan ke pihak berwajib," ujarnya. (m31)

Post a Comment for "Pelaporannya ke Polisi: Diduga Adanya Penyalahgunaan Dana Senilai Rp 975 Juta oleh Pengurus MBG"