zmedia

Penurunan Penjualan Mobil Maret 2025: Dua Alasan Utamanya

BeritaQ.com.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kendaraan bermotor di Indonesia menunjukkan penurunan pada bulan Maret tahun 2025.

Menurut data dari Gaikindo, jumlah kendaraan bermotor terjual secara wholesales Mencapai angka 70.892 unit, mengalami penurunan sebanyak 5,1% jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang tercatat sejumlah 74.720 unit. Dibandingkan dengan Januari 2025, penjualannya juga berkurang sekitar 2%.

Menurut analis otomotif dari ITB, Yannes Martinus Pasaribu, penurunan tersebut utamanya dipicu oleh menurunnya kemampuan pembelian publik serta ketidaktentuan mengenai kebijakan Opel Sen Pajak yang memunculkan keprihatinan di antara para pembeli.

"Pengecilan dalam penjualan kendaraan bermotor di bulan Maret 2025 tampaknya disebabkan oleh pembatalan pembelian yang terkait dengan pengaruh menurunnya kemampuan membeli publik (sebagai elemen paling dominan) serta ada spekulasi tentang keraguan mengenai ketidakjelasan aturan pajak," jelas Yannes saat berbicara dengan BeritaQ.com, Senin (15/4).

Menurut dia, dampak musim ramadlan yang umumnya meningkatkan penjualan ternyata kurang signifikan kali ini. Orang-orang cenderung mengedepankan pengeluaran pada barang-barang penting saja, terlebih lagi mereka sudah berbelanja banyak di awal tahun. event otomotif dan promo besar.

Dia menyebutkan bahwa kurang efektifnya penerapan pengurangan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia kepada tarif kredit kendaraan ikut berperan dalam menekan minat pembelian. Dia menjelaskan, "Banyak pelanggan masih dihadapkan dengan tingginya suku bunganya, hal ini membuat mereka ragu-ragu untuk membeli mobil."

Yannes mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif pada tahun 2025 cukup rumit, meliputi ketidaktentuan dalam kebijakan pajak, kemungkinanperlambatan perekonomian dunia karena perselisihan perdagangan, serta tekanan pada pengeluaran keluarga.

Namun begitu, dia mengungkapkan bahwa ada kesempatan untuk tumbuh di beberapa sektor khusus, terlebih lagi pada kendaraan bermotor listrikt (EV). low segment dan kendaraan LCGC (Low Cost Green Car).

"Segmentasi kendaraan yang terjangkau dan berkelanjutan masih mempunyai peluang pertumbuhan sebab cocok dengan kemampuan pembelian masyarakat pada masa kini. Sedangkan untuk mobil premium, kebutuhannya cenderung konstan lantaran pasar kalangan atas kurang dipengaruhi oleh perubahan ekonomi," jelasnya.

Sebagai jawaban, Yannes mendesak pemerintah agar cepat merancang paket stimulan keuangan yang lebih jelas. Antara lain meliputi pengenduran aturan pajak penjualan, pemotongan suku bunga pinjaman mobil, dan skema potongan PPN/BMN (Pajak Pertambahan Nilai/ Bea Masuk Negara) pada barang-barang berharga.

Dia pun merekomendasikan untuk memberikan program insentif TKDN dengan cara yang lebih lentih dan berdasarkan tahapan. Meskipun demikian, pemantauan yang cermat sangat dibutuhkan supaya kebijakan tersebut tak disalahgunakan.

"Peningkatan sementara dari persyaratan TKDN pada komponen berbasis teknologi canggih dapat mempermudah APM dalam mengurangi biaya produksi, sekaligus tetap mencapai tujuan jangka menengah mereka yaitu mendukung UMKM lokal," ungkapnya.

Post a Comment for "Penurunan Penjualan Mobil Maret 2025: Dua Alasan Utamanya"