
BeritaQ.com - Indonesia dan Swiss berkolaborasi mendorong pengembangan kerja sama energi hijau di tanah air, khususnya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Direktur Manajemen Risiko PLN, Suroso Isnandar, mengatakan Indonesia sendiri memiliki banyak potensi sumber daya air yang bisa dikembangkan menjadi sumber energi. Bahkan, saat ini Indonesia pun sudah memiliki PLTA yang cukup besar.
Dia juga menegaskan bahwa selama proses pembangunan ini, Indonesia terbuka lebar bagi siapa saja yang berminat mengembangkan bisnis di bidang tersebut. Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan Swiss.
"Pada prinsipnya Indonesia membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya. Pada hari ini kita mempunyai Hydropower Conference wadah untuk tukar menukar pikiran, diskusi tentang hydropower kita," kata Suroso dalam konferensi pers Hydropower Power Conference 2025 di Gedung Pusat PLN Jakarta, Selasa (15/4).
"Jelas bahwa dengan perkembangan ini, kami akan membuka gerbang selebar-lebarnya bagi semua pihak, baik dari dalam maupun luar negeri," tambahnya.
Lebih lanjut, menurutnya, sumbangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di PLN saat ini masih cukup rendah, yakni hanya sekitar 13% dari total atau kurang lebih 7,6% berdasarkan kapasitas yang ada yaitu sebesar 5,8 GW.
Menurut dia, gabungan sumber daya energi di Indonesia masih dikuasai oleh yang mencapai 66% atau lebih dari total kapasitas sebesar 40 GW. Diikuti kemudian oleh pembangkit tenaga listrik menggunakan bahanbakar gas serta minyak solar.
"Kini, PLN telah beroperasi dengan daya terpasang melebihi 75 GW. Akan tetapi, hanya ada kurang dari 8% yang datang dari sumber air. Bahkan hingga kini, batubara masih menjadi komponen utama dalam campuran bahanbakar kami yaitu mencapai 66%, sedangkan untuk energi terbaharu baru menyumbang sekitar 13%," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam meningkatkan energi terbarukan, terutama pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dalam Konferensi PLTA Indonesia 2025 ini, pihaknya mengaku telah menggandeng sektor swasta untuk bisa menggali dan menunjukkan minat investasi di bidang energi berkelanjutan.
Menurut saya, ini merupakan permulaan bagi suatu proses. Di pertemuan kali ini kita punya wakil dari sektor swasta Switzerland.
"Kita juga sudah mengadakan diskusi dengan sektor swasta di Swiss," kata Olivier Zehnder.
Pada kesempatan tersebut, saat memberikan sambutan, dia menggarisbawahi bahwa kekuatan hidro tidak sekadar tentang produksi tenaga listrik, melainkan juga mewakili manajemen sumberdaya air yang ramah lingkungan, efisien, serta memiliki nilai sosial.
Zehnder juga menyatakan betapa vitalnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dalam rangkaian peralihan energi di Indonesia, terpenting guna mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi fosil.
Post a Comment for "PLN Gandeng Swiss Dorong Kerja Sama Pengembangan PLTA di Indonesia"