zmedia

Trump Buka Pintu Impor untuk Teknologi, Harga Bitcoin Melonjak ke Rp 1,4 Miliar

BeritaQ.com – Harga Bitcoin meroket drastis mencapai USD 85.268 yakni kira-kira setara dengan Rp 1,4 miliar pada hari Sabtu (13/4). Lonjakan ini terjadi menyusul pengumuman oleh Presiden AS Donald Trump tentang pemberian dispensasi bea masuk bagi beragam barang teknologi mulai dari telepon genggam, chipset, komputer, sampai semi konduktor.

Kebijakan baru ini seperti hembusan angin segar untuk sektor teknologi yang telah lama mengalami dampak negatif akibat perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Berdasarkan laporan Cointelegraph pada hari Sabtu (13/4), barang-barang seperti kartu memori, modem, dioda, dan berbagai peralatan elektronik lainnya bebas dari biaya tambahan.

“Perusahaan teknologi besar justru akan keluar sebagai pemenang setelah semua ini selesai,” tulis akun The Kobeissi Letter dalam unggahan di platform X, Jumat (12/4).

Pengaruhnya tak hanya dirasakan dalam bidang saham, namun juga di pasaran kripto. Nilai Bitcoin pun melonjak melewati batasan psikologis sebesar USD 85.000 alias setara dengan Rp 1,4 miliar, berbarengan dengan peningkatan minat para pemain investasi yang mendapat angin segar dari sisi ekonomi makro.

Bukan cuma Bitcoin saja, indeks saham S&P 500 pun melonjak di atas 10% dalam satu hari ketika Trump menyatakan penangguhan tarif selama 90 hari serta mereduksi tarif standarnya menjadi 10% untuk negara-negara yang tak memberikan balasan terhadap tariff AS.

Pada saat terjadi ketidakstabilan dalam perekonomian dunia, pernyataan Trump berperan sebagai penunjuk arah bagi pasar. Ahli perdagangan makroekonomi yang dikenal dengan nama Raoul Pal mengungkapkan bahwa aturan tariff ini sebenarnya hanya merupakan strategi negosiasi dari Trump guna membentuk pakta dagang baru diantara Amerika Serikat dan China.

Menurut Pal, mengalami penarikan sementara dari keputusan tariff tersebut merupakan bagian dari strategi "posturing", yaitu menduduki posisi untuk bernegosiasi.

Meskipun demikian, tidak seluruh analis merasakan hal positif ini. Max Keiser, salah satu pembela Bitcoin dan juga pakar ekonomi, berpendapat bahwa langkah tersebut tak akan mencukupi untuk memperkecil hasil dari surat utang pemerintah ataupun membawa tingkat suku bunga turun seperti harapan Trump.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun malah meningkat menjadi 4,5% pada hari Jumat (11/4). Hal ini mengindikasikan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastisan kebijakan perdagangan yang berlangsung lama.

"Konfensi mengenai ekspor teknologi ke Tiongkok tak akan membawa perubahan pada pola kenaikan hasil obligasi. Kebijakan ini juga tidak akan mampu menyelamatkan keyakinan pasar terhadap surat utang serta dolar AS yang telah merosot," demikian tulisan Keiser di unggahannya di X.

Pengecualian tariff untuk barang-barang teknologi telah memberikan tanda baik yang kuat bagi saham perusahaan-perusahaan teknologi. Karena perdagangan cryptocurrency sangat berkaitan erat dengan industri tersebut, para pemain pasar semakin yakin bahwa kita mungkin sedang memasuki fase rally baru dalam dunia crypto.

Namun, di tengah dinamika kebijakan Trump yang kerap berubah cepat, analis mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap potensi pembalikan arah jika ketegangan dagang kembali memanas.

Saat ini, satu fakta terang adalah bahwa Bitcoin dan mata uang kripto lainnya telah mendapatkan ketertarikan lagi, serta aktivitas di pasaran mulai dipengaruhi oleh komentar-komentar dari Trump.

Post a Comment for "Trump Buka Pintu Impor untuk Teknologi, Harga Bitcoin Melonjak ke Rp 1,4 Miliar"