Saat menyelam lebih dalam ke dunia laut, gurita menjadi salah satu makhluk yang paling mencuri perhatian. Dengan delapan lengan yang lincah dan kemampuan menyamar yang luar biasa, gurita tampak seperti makhluk dari dunia lain. Namun, yang membuatnya benar-benar istimewa bukan hanya bentuk tubuhnya, tapi juga kecerdasan yang tersembunyi di balik tentakelnya.
Gurita dikenal sebagai salah satu hewan laut paling pintar di dunia. Di balik tubuh lunaknya, ia memiliki sistem saraf yang kompleks dan otak yang bekerja dengan cara unik. Tak banyak yang tahu bahwa gurita bisa mengingat, belajar, bahkan bermimpi. Fakta-fakta berikut akan membuka mata tentang betapa menakjubkannya cara kerja otak gurita.
1. Gurita punya lebih dari satu otak

Ternyata bukan hanya satu, seekor gurita justru mempunyai sembilan otak. Otak primer letaknya di sekitar area mata yang bertugas menjadi pusat kendali. Delapan otak ekstra sisanya ada pada tiap-tiap tentakelnya. Dengan demikian, setiap tentakel dapat merespons dan bergerak sendiri-sendiri.
Hal ini memungkinkan gurita melakukan banyak tugas sekaligus. Misalnya, satu lengan bisa membuka tutup botol, sementara yang lain mencari makanan atau menjelajah celah batu. Otak desentralisasi ini membuat gurita jadi makhluk multitasking alami yang sangat efisien.
2. Gurita bisa belajar dari pengalaman dan mengingat wajah

Gurita ternyata mampu membedakan wajah manusia hanya lewat interaksi visual. Mereka bisa mengenali siapa yang lembut dan siapa yang kasar, lalu bersikap sesuai pengalaman sebelumnya. Ada gurita yang bahkan memilih menyendiri saat penjaga yang ia anggap “nyebelin” mendekat.
Keterampilan ini lebih dari sekedar refleksi; itu adalah wujud kecerdasan sosial yang kompleks. Kalajengking laut mampu mengingat detail tertentu dan dapat merubah tingkah lakunya sesuai dengan pengalamannya di masa lalu. Mereka tidak hanya mengenali individu, tetapi juga tahu cara orang tersebut pernah memperlakukannya sebelumnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gurita memiliki kapabilitas dalam belajar melalui pengamatan terhadap gurita lainnya. Mereka menyaksikan, merumuskan analisis, dan mencoba metode baru guna memecahkan suatu permasalahan. Tiap spesimen memiliki cara tersendiri seperti membawa ciri khas pribadi yang membuat kita heran.
3. Otak siput membantunya menyamar menjadi pakar ilusi

Kepala pacet memiliki struktur alamiah berupa panel pewarnaan yang disebut kromatofor pada lapisan kulitnya. Sel-sel tersebut mampu membesar dan menyusut dengan cepat, menghasilkan corak visial yang dapat menipu penglihatan. Pasti saja, mereka dapat merubah penampilannya menjadi seperti karang, pasir, atau bahkan bayangan bebatuan.
Keterampilan ini tak sekadar terkait dengan warna, tetapi juga tekstur. Kulit dari seekor cumi-cumi dapat berubah menjadi bentuk batu karang yang timbul ataupun halus layaknya tiram melalui adanya tonjolan mikro disebut papila. Akhirnya, penipuannya pun tampak dalam tiga dimensi serta sangat meyakinkan.
Yang membuat bulu kuduk berdiri adalah bagaimana seluruh proses ini diatur oleh sistem saraf yang amat peka. Otak gurita memiliki peranan penting dalam menginterpretasikan cahaya, bayang-bayang, serta struktur sekitar dan kemudian mensinkronkan informasi tersebut dengan gerakan kulitnya. Gurita tak hanya menutupi tubuh mereka saja, melainkan juga membangun ilusi yang benar-benar sempurna.
4. Sikap tidurnya kepiting bertindak seperti manusia.

Pada saat istirahat, gurita melalui dua tahap: tenang sepenuhnya dan gerakan yang sangat aktif. Dalam tahap aktif tersebut, mata mereka bergerak dengan cepat, otot bergemetar, serta perubahan warna pada kulit terjadi. Sepertinya mereka menayangkan kembali kehidupan mereka di panggung mimpi lautan secara dramatis.
Pergantian warna pada gurita ketika tertidur tidak hanya fenomena fisis, tetapi juga diyakini sebagai akibat pengolahan memori. Mereka mungkin tengah meresahkan masa lalu seperti perburuan atau evasi dari bahaya. Kondisi ini ditandai dengan corak kulit yang mirip dengan saat mereka sadar dan bertindak.
Phenomenon ini membuat para peneliti kagum karena mirip dengan fase REM pada manusia. Meskipun demikian, dari sudut pandang evolusi, gurita dan manusia memiliki perbedaan yang signifikan. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan bermimpi mungkin tidak hanya dimiliki oleh makhluk bersayap dua saja.
Gurita tidak hanya binatang laut biasa. Memiliki sembilan otak, keterampilan belajar yang unggul, serta memori tajam membuatnya menjadi bukti nyata tentang intelegen alami dalam lingkungan sekitar. Saat kita mulai lebih mengenali gurita, kita akan merasakan betapa mencengangkan dan penuh teka-teki-nya rahasia dari lautan ini. Apakah Anda siap terpesona oleh gurita?
Post a Comment for "4 Fakta Menarik tentang Otak Gurita: Lebih dari Satu yang Mematok Anda"