
BeritaQ.com , Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) BMKG ) mengingatkan publik untuk waspada terhadap kemungkinan iklim ekstrem, khususnya hujan Lebat di beberapa area di Indonesia pada April 2025. Menurut direktor meteorologi publik BMKG Andri Ramdhani, bulan tersebut masih termasuk dalam masa musim siklon tropis di hemisfer selatan. Durasi periode rawan terhadap siklon ini dimulai dari November 2024.
"Dalam minggu mendatang, Indonesia memiliki potensi untuk dihantam olehصند Madden Julian Oscillation (Aktivitas MJO diperkirakan akan terjadi di Samudera Hindia barat Sumatera, Papua Selatan, dan Laut Arafura bagian selatan,) ungkap Andri pada hari Selasa, tanggal 15 April tahun 2025, seperti dilaporkan. Antara .
Gabungan antara MJO dengan gelombang atmosfir yang lain tersebut, seperti Kelvin , Rossby Ekuator , dan Low Frequency Diperkirakan akan berdampak pada sebagian besar area Indonesia dari bagian tengah sampai timur. Terjadi pula kegiatan konvektif serta terbentuknya pola sirkulasi siklonik.
BMKG saat ini tengah mengawasi beberapa sistem siklonik yang berada di perairan selatan Banten, Laut Natuna, dan wilayah selatan Papua Bagian Selatan. Fenomena tersebut menyebabkan adanya zona perlambatan kecepatan angin dari Samudera Hindia di sektor barat Banten sampai barat Lampung, serta di Laut Cina Selatan. Di samping itu, terdapat pula area konvergensi angin di bagian barat Laut Jawa.
Dengan adanya gabungan dari fenomena-fenomena atmosfir itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setelahnya mengidentifikasi sejumlah wilayah yang memiliki potensi tinggi untuk terkena hujan ekstrem sampai tanggal 21 April. Antara tanggal 15-17 April tahun 2025, curah hujan dengan derajat sedang hingga lebat, bersamaan dengan petir diperkirakan akan muncul di Aceh, Sumatra Utara, Lampung, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku, juga beberapa bagian tertentu di Papua. Sementara itu, wilayah yang diprediksi bakal mendapatkan angin kencang mencakup Maluku dan selatan Papua.
Pada tanggal 18 sampai 21 April 2025, diprediksi akan ada hujan deras disertai guntur di wilayah NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Papua Pegunungan, serta Papua. Sementara itu, beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Barat, NTT, dan Sulawesi Selatan mungkin akan terkena dampak dari angin kencang.
"Andri berharap masyarakat tetap mengupdate data tentang kondisi cuaca dan menaikkan tingkat kehati-hatian," katanya.
Pengaruh Bibit Siklon Kembar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengidentifikasi munculannya bibit siklon 97S Benih di area Laut Arafura mulai tercatat sejak Minggu malam, tanggal 13 April 2025. Badai ini juga berdampak pada keadaan iklim serta ketinggian ombak di Indonesia, sama halnya dengan benih siklon 96S yang timbul beberapa hari sebelumnya.
Merujuk analisis Direktorat Meteorologi Publik BMKG hingga pukul 07.00 WIB tadi, Senin pagi, 14 April 2025, bibit siklon 97S bergerak di Laut Arafura, sebelah selatan Papua. Kecepatan angin maksimumnya 15 knot atau 28 kilometer per jam. Potensi bibit angin ini menjadi siklon tropis selama 72 jam ke depan, sejak hari tersebut, tergolong rendah.
Bibit siklon 96S tetap berada di perairan Laut Timor, tepatnya di bagian selatan Pulau Rote, yang termasuk dalam wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Mengingat kecepatan angin tertinggi mencapai 30 knot, kemungkinan 96S berkembang menjadi siklon tropis cukup besar dan diperkirakan akan terjadi dalam rentangan waktu antara 48 hingga 72 jam mendatang.
Dua embrio siklon tropis tersebut memberikan dampak baik langsung maupun tak langsung pada kondisi cuaca di daerah darat serta perairan Indonesia. Pada hari Selasa, tanggal 15 April 2025, embrio siklon bernomor 97S diperkirakan menyebabkan hujan dengan tingkat keparahan menengah sampai kuat di wilayah selatan Maluku dan bagian selatan Papua. Sementara itu, embrio siklon yang dimaksud sebagai nomor 96S bakal mengantarkan curah hujan dalam kadar sama kepada mayoritas area di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Post a Comment for "Efek Siklon: Sebagian Besar Indonesia Siap-siap Hadapi Hujan Lebat"