
BeritaQ.com Pernahkah kau merasa seperti tidak memiliki makna dalam hal emosi dan pendapatmu di sebuah hubungan? Kau selalu mencoba untuk mengerti dirinyaa, memenuhi kebutuhan muanya, tetapi saat kamu sendiri yang memerlukan bantuan, dia justru tiada?
Seperti sedang menari bersama seseorang yang merasa dirinya adalah satu-satunya yang berhak menggerakan lantai tarian - melelahkan dan membuat frustasi. Namun, egoisme dalam suatu hubungan terkadang tidak begitu jelas terlihat.
Bukan selamanya tentang bicara dengan nada tinggi atau ingin diperhatikan. Justru seringkali, itu lebih halus—misalnya tidak pernah mengakuinya saat kamu merasa sesuatu atau terus-menerus menuntut pemahaman tanpa memberi balasan yang sama.
Berikut adalah 8 indikasi bahwa Anda kemungkinan besar berada di tengah hubungan dengan seseorang yang selalu fokus pada kepentingannya sendiri, sebagaimana dipaparkan dalam Blog Herald pada hari Rabu, tanggal 15 April.
1. Mereka segera memindahkan pembicaraan ketika kamu menyinggung tentang emosi mu.
Pernah bercerita pada pasanganmu tentang keluh kesahmu, namun justru dia membalikkan pembicaraan menjadi kisah pengalamannya sendiri? Contohnya, ketika kamu mengatakan bahwa lelah akibat pekerjaanmu, tetapi ia malah menjawab, "Masalah itu masih ringan dibanding dengan apa yang aku hadapi di tempat kerjaku!"
Orang yang bersifat egois umumnya tidak dapat bertahan dalam percakapan yang tidak berfokus padanya. Meskipun tampak seperti sedang mendengarkan, beberapa saat kemudian, mereka cenderung mengambil alih pusat perhatian kembali.
2. Mereka sering kali membayangkan dirinya sendiri sebagai pihak yang tertindas.
Bisa jadi mereka membuat kekeliruan, namun masih sukses membuatmu merasa bersalah. Konflik menjadi hal biasa bagi mereka.
Jika Anda mengatakan bahwa mereka menyakitkan hati Anda dengan tindakan mereka, daripada meminta maaf, justru yang mereka katakan adalah, "Anda tidak paham seberapa sulit hidup saya!" Seharusnya, rasa empati mencakup kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain, dan bukannya hanya berkonsentrasi pada kesedihan diri sendiri.
3. Mereka merasa terintimidasi oleh pencapaianmu.
Pernah merasa perlu untuk bersikap rendah hati agar pasangan Anda tidak merasa terancam? Hal ini sangat berbahaya. Dalam sebuah hubungan yang baik, pencapaian pasangan harus dipuji dan dirayakan, bukannya dianggap sebagai ancaman.
Jika tiap kali Anda menceritakan kesuksesan, orang tersebut malah menjadi suram atau menjelek-jelekan, kemungkinan besar dia merasa ancaman dari kedudukan Anda. Ini adalah pertanda yang kuat bahwa mereka belum dapat menerima harga diri mereka sendiri.
4. Mereka tampak murah hati, tetapi memiliki tujuan tersembunyi.
Mereka mungkin terlihat sangat hebat—memberi hadiah, membantu dengan berbagai hal—butuh waspada sebelum gembira. Sebab umumnya, pembalasan akan datang kemudian.
Misalnya saja, mereka membantumu satu kali, namun kemudian selalu mengingatkannya berulang-ulang. Sehingga, semua tindakan baik tersebut tidak lagi murni, melainkan menjadi semacam transaksi yang disamarkan.
5. Tidak mungkin meminta mereka bertanggung jawab
Dewasa berarti bisa mengucapkan kata-kata "Maaf, itu salah saya." Namun, bagi pasangan yang sangat egois, mereka cenderung menyalakan orang lain tanpa peduli untuk melihat kesalahan diri sendiri.
Betapun kecilnya suatu kesalahan, mereka tentu memiliki dalih untuk menyangkal—baik disebabkan olehmu, orang lain, ataupun takdir yang dianggap tidak bersimpati.
6. Sebenarnya mereka tidak terlalu mempedulikan kehidupan sehari-hari kamu.
Jika Anda sering mengalamai rasa, "Dia paham betul tentang diri mereka sendiri, tetapi seolah tak mengetahui apapun tentang saya," ini bukan sesuatu yang dibuat-buat dalam pikiranmu.
Seseorang yang bersifat egois umumnya hanya bertanya "Hari kamu bagaimana?" sebagai formalitas, lalu tanpa menunggu responsmu yang mendetail, percakapan sudah kembali fokus pada diri mereka sendiri.
7. Mereka sangat ingin dipuji, tetapi enggan mengapresiasikan orang lain.
Sejak awal, kamu melihat bahwa mereka menikmati pujian tentang penampilan, pekerjaan, atau prestasinya. Namun ketika kamu membutuhkan pengakuan, tidak ada satupun yang bersuara.
Hubungan yang baik adalah ketika kedua belah pihak memberikan dukungan dan rasa kagum satu sama lain. Namun, jika Anda selalu dituntut untuk mengomentari positif tanpa pernah menerima hal serupa balik, maka Anda hanya berperan sebagai pendukung di dalam hubungan tersebut, bukan mitra setara.
8. Mereka mengecilkan perasaanmu
Kamu lagi sedih, marah, atau kecewa, tapi reaksi mereka cuma bilang kamu lebay atau terlalu sensitif? Itu bentuk pelecehan emosional kecil yang lama-lama bisa melukai harga dirimu.
Mengabaikan emosi pasangan merupakan racun bagi hubungan. Hal itu membuatmu merasa sepi, meskipun kamu berada di dekatnya.
Penutup: Saatnya evaluasi
Relasi yang baik tidak hanya berfokus pada kasih sayang, tetapi juga melibatkan keadilan, simpati, serta penghargaan. Jika Anda sering kali merasa letih, hampa, dan tak diperhitungkan, bisa jadi sudah waktunya untuk mengevaluasi: adakkah nilai cukup dari hubungan ini untuk dipelihara?
Ingatlah, Anda tidak sendiri. Carilah dukungan dari orang di sekitar Anda atau konsultasikan dengan ahli profesional. Terkadang, mendengarkan perspektif orang lain dapat membantu Anda menemukan solusi yang tepat.
Post a Comment for "Jika Anda Lihat 8 Tanda ini, Bersiaplah - Anda Mungkin Berada dalam Hubungan dengan Orang yang Egois, Kata Ahli Psikologi"