zmedia

KDM Geleng-Gelang Kepala, Mak Cinta Merawat Adik Tuna daksa Sambil Terus Bekerja

BeritaQ.com - Kehidupan seorang nenek lanjut usia yang sulit menggiring Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk menggelengkan kepalanya.

Pria yang biasanya dipanggil dengan sebutan Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini sampai menggeleng-geleng kagum sambil memuji keahlian sang nenek itu.

Nenek itu bahkan dijuluki sebagai 'Cinta' oleh KDM.

Diketahui, sang nenek pada awalnya diundang ke dekat podium di mana KDM sedang memberikan pidatonya guna melakukan obrolan, dan dari situ kesedihan kondisinya pun terungkap.

Adegan tersebut terungkap melalui klip KDM yang diposting di akun media sosialnya pada hari Selasa, 15 April 2025.

Ternyata, sang nenek tua itu masih bersabar dalam perawatan saudara kandungnya yang telah lumpuh.

Padahal setelah nenek itu telah lanjut usia dan suami beliau pun sudah meninggal dunia.

Uang yang dihasilkan oleh nenek bertudung merah muda itu hanyalah dari upahan para pekerja kasar tersebut.

Ngored merupakan seorang petugas pembersih area yang bertanggung jawab untuk menghilangkan rumput liar di halaman.

Walaupun keadaan nenek ini menyedihkan, KDM masih mencoba untuk menghindari atmosfer yang suram tersebut.

Bahkan sesekali KDM bercanda dengan nenek yang dipanggilnya 'Mak Cinta' tersebut.

"Cinta! Emak dari mana?" tanya KDM ketika mulai berbincang dengan nenek tersebut dengan nada canda.

Nenek tersebut mengaku berasal dari Kecamatan Maleber.

Mendengar nama Maleber, KDM mengaku trauma karena tempat itu adalah tempat asal sang mantan istri.

"Orang Maleber? Aduh rada trauma sama orang Maleber teh," kata Dedi yang direspons tawa semua tamu undangan.

"Tapi jangan, itu ibunya Ni Hyang," sambung KDM.

Kemudian KDM masih menanyakan pertanyaan lucu terhadap nenek tersebut.

"Kemana Si Aa?" tanya KDM.

"Enggak ada, udah meninggal, udah lama," jawab si Mak Cinta.

Selanjutnya, barulah KDM menggali kondisi si nenek dengan menanyakan kondisi rumahnya.

Kemudian si nenek ini mengaku bahwa dia di rumah tinggal bersama adiknya yang lumpuh.

"Saat di rumah, hanya mengurusi adik laki-lakiku yang belum bisa berjalan," ujar sang kakek.

"Oh, ibu tersebut mengurusi adik yang lumpuh. Luar biasa," sahut KDM sambil menggelengkan kepalanya.

Kemudian untuk pemasukan, nenek ini mengaku menjadi kuli membersihkan rumput atau ngored.

"Emak suka ngored? Hebat, terus ngored, jangan berhenti," kata KDM.

"Awas, bukan tidak kasihan, karena kalau dia berhenti, berarti dia sakit, badan harus gerak terus," ucap Dedi ke arah para tamu.

Tak sampai di sana, canda KDM masih terus berlanjut ketika dia menanyakan alasan nenek 'Mak Cinta' ini datang menemuinya.

"Kamu kenal aku enggak sih?" tanya Dedi bercanda menggunakan bahasa gaul yang direspons tawa orang-orang.

Kakek tersebut menyatakan adanya seseorang yang memberikan dirinya suatu informasi dan kini ia berkeinginan untuk bertemu dengan Gubernur Jawa Barat.

Dede bertanya lagi sambil bercanda, 'Kenapa sih tidak memberi kabar?'

KDM kemudian menyampaikan bahwa pertemuan dengan sang nenek adalah berkat izin dari Tuhan.

Karena di antara banyak penduduk tersebut, nenek lah yang pada akhirnya berjumpa dengan KDM.

Selanjutnya, Dedi memberitahu nenek Mak Cinta untuk tetap beristirahat dengan tenang.

Kemudian Dedi mengusulkanan bantuan sebesar 20 juta rupiah, hingga si nenek itu bersyukur dan merengkuh gubernur Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengalami kejutan besar ketika melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) di Bandung.

Ternyata terdapat seorang ibu dan anak yang secara bersama-sama menjajakan dagangannya di pinggir jalan, padahal area tersebut bukanlah lokasi yang sesuai untuk berjualan.

Dia melihat hal itu sebagai bentuk korupsi kolusi nepotisme (KKN) dalam lingkungan PKL.

Ya, si ibu ternyata tak sendirian menggunakan trotoar untuk berdagang.

Anaknya tersebut juga menggunaka jalan kaki.

Adegan itu seolah diambil langsung dari kiriman media sosialnya pada hari Kamis (10/4/2025) melalui TribunnewsBogor.com.

"Korupsi dan nepotisme tidak hanya terjadi dalam birokrasi, para pedagang kaki lima pun melakukan korupsi dan nepotisme, sehingga trotoarnya hilang karena mereka semua," ujar KDM.

Pada awalnya ketika membersihkan area pedagang kaki lima, Dedi berbicara dengan seorang ibu yang menjual nasi.

KDM memberi solusi ibu PKL tersebut untuk dirumahkan selama sebulan dan diberi kompensasi.

"Diganti sama saya saya semuanya, nanti sama saya mau ditata dulu, dibersihkan, ibu diliburkan sebulan siap? Sama saya dikasih Rp4,7 juta," katanya.

Para pedagang kaki lima tersebut dengan senang hati menurut instruksi dari Dedi.

Sebab, solusi yang ditawarkan Dedi tetap memberikan keuntungan lebih untuk ibu PKL itu.

Sebab dia tetap dapat berjualan di tempat tinggalnya.

Hanya setelah satu bulan mereka baru akan diinformasikan tentang lokasi baru untuk berjualan kembali.

"Tidak ada kerugian bukan? Baiklah, jadi hari ini ibu dapat berjualan dari rumah," ujar KDM.

Ibu PKL tersebut kemudian menceritakan bahwa tempat tinggalnya hanyalah sebuah kontrakkan.

Dia mengatakan dia adalah penduduk lokal di area tersebut.

Namun aset rumah dan tanah keluarganya sudah habis dijual sehingga dia hanya bisa tinggal di kontrakan.

Ia menandatangani kontrak dengan harga Rp500 ribu setiap bulannya.

"Saya mah ngontrak, bapak. Saya mah dari dulu di sini, rumahnya dijual-jualin sama emak, jadi enggak punya rumah," kata ibu PKL tersebut.

Dia pun menceritakan bahwa sang suami bekerja sebagai security guard.

Tetapi perusahaan di mana suaminya bertugas mengalami kebangkrutan akibat pandemi Covid-19, yang kemudian membuatnya menjadi pengangguran.

"Meski diberi solusi, masih saja tidak mau?" tanya KDM.

"Pak Bunda akan menjadi petugas pembersih saya, dia mendapatkan upah sebesar empat juta rupiah per bulan, bisa membersihkan di sini atau bersama dengan saya," lanjut KDM.

Wirausahawan kaki lima tersebut juga tersenyum gembira dan menyetujui solusi yang diajukan KDM.

Namun dia kemudian menyebut PKL pedagang minuman teh poci di sekitar tempat itu.

"Pak, apakah yang dimaksud dengan teh poci?" tanya si Ibu PKL itu.

"Siapa sebenarnya pedagang teh poci?" balas KDM.

"Saya anaknya," balas si ibu penjual kaki lima itu.

"Allah, KKN seluruh keluarga, habis semuanya (trotoar)," ujar KDM dengan keterkejutan.

"Sebentar mundurnya saja, teh poci nggak usah berjualan di tepi jalan. Itu namanya KKN, lho, tidak hanya terjadi dalam birokrasi, para pedagang kaki lima pun bisa melakukan KRN, jalanan menjadi sempit karena mereka semua," lanjut KDM.

Lainnya informasi menarik dan komprehensif ada disini. Googlenews BeritaQ.com

Post a Comment for "KDM Geleng-Gelang Kepala, Mak Cinta Merawat Adik Tuna daksa Sambil Terus Bekerja"