
BeritaQ.com , JAKARTA — PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) berencana untuk membawa anak perusahaannya, yakni PT Chandra Daya Investasi (CDI), ke pasar saham. Bersamaan dengan hal itu, TPIA aktif mengimplementasikan beberapa langkah korporat.
Dalam pemberitaan Bisnis Pertengahan tahun lalu, TPIA memang mengusulkan peluang bagi CDI untuk go public dan tercatat di bursa. pasar modal setelah perusahaan setuju untuk mengembangkan diversifikasi portofolio usaha.
Arah diversifikasi Bisnis kelompok Chandra Asri saat ini fokus pada bidang infrastruktur yang ditanganinya melalui CDI. Pihak manajemen TPIA juga mengestimasi bahwa CDI memiliki potensi pasar yang baik di masa depan.
Akan tetapi, melalui transparansi informasi, emiten yang berhubungan tersebut Prajogo Pangestu Hal itu mengindikasikan bahwa mereka belum dapat menentukan jadwal pasti untuk proses pemindahan CDI yang akan melakukan listing perdana di bursa saham. initial public offering / IPO ).
Sejalan dengan persiapan untuk mendaftarkan anak perusahaannya ke bursa saham, TPIA aktif melaksanakan berbagai tindakan korporat. Pada CDI, TPIA setelah itu menyuntikkan dana tambahan sebesar US$90 juta.
Tindakan penyetoran modal dari TPIA ke perusahaan anaknya, CDI, dijalankan bersamaan dengan Electricity Generating Public Company Limited (EGCO Group). Pada saat melakukan penambahan modal ini, EGCO Group menyumbang sebesar US$95 juta. Sehingga, jumlah total dana yang diterima CDI mencapai US$185 juta.
Melalui penambahan modal ini, Grup Chandra Asri masih akan mengendalikan sebagian besar saham di CDI. Setelahnya, investasi ekstra dari EGCO Group bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan membantu perkembangan berbagai aset infrastrukturnya milik CDI, termasuk bidang seperti energi, air, pelabuhan, penyimpanan, dan logistik.
Presiden Direktur dan CEO dari Grup Chandra Asri, Erwin Ciputra, menyebut bahwa tambahan investasi yang dilakukan oleh EGCO di CDI bertujuan untuk memperkokoh
Kerjasama ini sesuai dengan visi TPIA yang bertujuan menjadikannya penyedia solusi infrastruktur.
terpilih di Asia Tenggara.
Kerjasama yang lebih erat ini akan membolehkan kita untuk meningkatkan aktivitas operasional, menggunakan aset dengan optimal, serta mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia dan wilayah sekitarnya, sambil menciptakan keuntungan jangka panjang bagi semua pihak.
"pemangku kepentingan," ujar Erwin melalui pernyataan tertulis pada Selasa (15/4/2025).
Dengan tambahan modal dari TPIA dan EGCO, CDI akan tetap mengutamakan pengembangan pertumbuhan secara berkelanjutan dan membangun nilai dalam jangka waktu lama melalui serangkaian aset infrastruktur yang semakin bertambah besarnya dan variasi investasi yang luas tersebut.
Baru-baru ini, CDI juga sedang aktif dalam proses pengembangan usaha mereka. Mereka berencana untuk mengakuisisi lebih banyak lagi kapal kargo sehingga jumlah total armada yang dimilikinya dapat mencapai antara 13 hingga 15 kapal sepanjang tahun ini.
Rencananya, tambahan akuisisi Kapal tersebut akan memenuhi kebutuhan internal PT Pertamina International Aviation dan pihak luar untuk menyimpan minyak mentah hingga gas.
Selain itu, TPIA turut mendorong akuisisi lanjutan untuk CDI pada bisnis solusi dukungan logistik dan perusahaan layanan transportasi darat.
“ Market cap [CDI] terdapat dermaga, kapal, infrastruktur listrik, dan sistem penyediaan air dengan skala yang cukup besar," ungkap Direktur TPIA Edi Riva'i ketika menyampaikan informasi kepada khalayak umum di Jakarta pada bulan Oktober tahun sebelumnya (30/10/2024).
CDI mengoperasikan sektor infrastrukturnya meliputi dermaga, jaringan listrik, dan sistem penyediaan air untuk mendukung industri petrokimia. Perusahaan ini dikenal sebagai operator salah satu dari kedua pusat penghasil tenaga listrik menggunakan siklus gabungan turbin gas di Indonesia. Selain itu, CDI juga mempunyai usaha bersama dalam proyek pembangkit listrik ramah lingkungan dengan kapasitas 200 MW bekerja sama dengan Posco International.
CDI juga menawarkan layanan sewa tangki perantara dan manajemen pelabuhan terpadu yang berlokasi di area industri utama Jawa.
Di luar manuver yang dilakukan di CDI, TPIA juga aktif dalam menggerakkan berbagai tindakan korporasi lainnya. Awal bulan ini saja, TPIA bersama mitranya telah membentuk sebuah joint venture ( joint venture ) dengan Glencore Asian Holdings Pte. Ltd. yakni CAPGC telah merampungkan pembelian saham Shell Energy and Chemicals Park (SECP) dari Shell Singapore Pte Ltd (SSPL).
Akuisisi yang dilakukan SECP oleh entitas joint venture milik TPIA mencakup satu unit pengolahan minyak bumi dengan kemampuan memproses hingga 237.000 barrel setiap harinya, sebuah fasilitas ethylene cracker berteknologi 1,1 juta metrik ton pertahun di Pulau Bukom, serta beberapa properti kimia hilir lainnya di Pulai Jurong.
Belum berhenti di sana, TPIA pun mendapatkan 5,33% saham dari emiten perusahaan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. ( SSIA ) di bulan lalu. Hal itu memungkinkan TPIA bekerja sama dengan SSIA dalam mengembangkan area tersebut.
Meskipun demikian, pihak Manajemen TPIA menyatakan bahwa transaksi itu hanyalah sebuah aktivitas perdagangan rutin. Mereka menjelaskan, “TPIA memiliki saham di SSIA semata-mata untuk keperluan portofolio perdagangan. Hari ini sendiri, kami telah menyelesaikan penjualan kembali,” ungkap Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Perusahaan TPIA.
Chandra Asri pun bersiap-siap dengan merencanakan alokasi dana senilai Rp2 triliun untuk melaksanakan program buyback. buyback Sebanyak 250 juta saham dari perusahaan tersebut. Berdasarkan kewajiban pengungkapan informasi, TPIA berencana untuk melaksanakan pembelian kembali saham selama periode antara 21 Maret hingga 20 Juni 2025.
Akan tetapi, di tengah geliat aksi korporasi, TPIA mencatatkan kinerja keuangan yang lesu. TPIA masih membukukan kerugian US$69,16 juta pada periode yang berakhir 31 Desember 2024, membengkak dari rugi periode tahun sebelumnya yang sebesar US$33,57 juta.
Rugi yang meningkat sejalan dengan pendapatan Chandra Asri yang tercatat turun 17,34% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$1,78 miliar. Sebagai perbandingan, TPIA membukukan pendapatan sebesar US$2,15 miliar pada 2023.
Performa saham TPIA di bursa cukup mengecewakan. Saham TPIA sendiri sudah mengalami kenaikan sebesar 5%, mencapai harga Rp7.350 per lembar saat tutup perdagangan hari ini, Selasa (15/4/2025).
Meskipun demikian, saham TPIA tetap berada dalam zona merah dan telah anjlok 2% sepanjang tahun ini. year to date atau mulai dari perdagangan pertama pada tahun 2025.
_______
Disclaimer Berita ini bukan ditujukan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Seluruh keputusan investasi terserah pada pembaca. BeritaQ.com tidak akan bertanggung jawab atas setiap kerugian ataupun keuntungan yang dialami akibat keputusan investasi yang dibuat oleh para pembacanya.
Post a Comment for "Manuver Cerdas TPIA Sebelum Peluncuran IPO Anak Perusahaan"