
BeritaQ.com , Jakarta - Kelompok Peneliti Lembaga Litbang dan Inovasi Negara (BRIN) BRIN ) sudah menemukan dan merincikan jenis kaki-lengkung yang belum pernah diketahui sebelumnya (genus Cyrtodactylus) di Jawa Timur. Jenis ini diberi nama Cyrtodactylus pecelmadiun Yang terinspirasi oleh masakan tradisional Jawa Timur bernama 'Pecel Madiun'. Nama itu juga dipilih karena spesies tersebut ditemukan di wilayah Madiun, yaitu di Maospati dan Mojokerto.
Peneliti berupaya memperkenalkan keberagaman masakan Nusantara dengan menggunakan pendekatan ilmiah, seperti halnya sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian tersebut. C. papeda dari Pulau Obi dan C. tehetehe Katakanlah oleh Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Awal Riyanto lewat kutipan yang diambil dari Antara pada hari Selasa, 11 Maret 2025," ungkapnya mengenai informasi dari Kepulauan Derawan.
Penamaan spesies baru menggunakan nama makanan sungguh unik yang menyita perhatian banyak media. Pecel Madiun adalah salah satu hidangan terkenal asli dari Jawa Timur dengan ciri khasnya sendiri.
Awal Riyanto menjelaskan bahwa temuan tersebut sudah dimuat dalam jurnal Zootaxa (https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3) edisi tanggal 16 Januari 2025. Penelitian itu menjadi rujukan utama bagi bidang taksonomi dan pelestarian biodiversitas di tanah air. Menurutnya, ditemukannya ini akan memacu ekspedisi tambahan guna mengekspos ragam spesies Cyrtodartylus yang tersimpan di pulau Jawa, karena sejumlah besar jenis masih perlu dikaji dengan mendalam.
Morfologisnya, C. pecelmadiun berwarna dasar coklat agak gelap. Cecak Spesimen jantan matang dapat tumbuh sampai panjang badan (Snout-Vent Length/SVL) sekitar 67,2 mm, sedangkan wanita bisa mencapai 59,0 mm. Ia mempunyai 18-20 barisan tubercle tak beratur pada bagian punggung tengah, 26-28 baris tuberculasi dari lengan ke pangkal kaki, dan 28-34 baris sisik di area perut. Untuk jantan, ada lubang preklavikal yang dilengkapi dengan 32-37 pori precloacofemoral, tetapi daerah subkaudal tidak memiliki sisik lebar.
"Diperhatikan bahwa C. pecelmadiun umumnya bertindak sebagi jenis organisme adaptif terhadap habitatnya. Jenis ini sering kali ditemui kurang dari 40 sentimeter dari lapisan bumi dan dapat berkembang biak di beragam tempat yang dekat dengan kegiatan manusia," katanya.
Seperti yang sudah dikenal, Cecak jarilengkung Jawa atau Cyrtodactylus marmoratus adalah jenis yang pertama kali digambarkan oleh Gray (1831), dengan dasar pada sampel yang dikumpulkan oleh Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt. Sekarang, cecak tersebut disimpan di Museum Naturalis, Belanda. Delapan puluh empat tahun setelahnya, de Rooij (1915) menyebutkan tentang adanya C. fumosus yang sebelumnya dirinci oleh Müller (1895), hal ini kemudian diverifikasi oleh Brongersma (1934).
Dengan kemajuan dalam riset, beberapa jenis baru dari pulau Jawa berhasil diperkenalkan ke publik, termasuk C. semiadii (dideskripsikan pada 2014), C. petani (pada tahun 2015), C. klakahensis (di tahun 2016), serta C. belanegara (tahun 2024). Meskipun demikian, studi oleh Mecke dan koleganya yang dipublikasikan pada 2016 menyatakan bahwa populasi C. fumosus di Jawa sesungguhnya adalah bentuk variasi dari C. marmoratus. Selain itu, karya Riyanto dan tim mereka pada 2020 mengklaim bahwa C. klakahensis sebenarnya sama dengan C. petani setelah analisis taxonominya dilakukan secara komprehensif.
Filogenetis, C. pecelmadiun sangat mirip dengan C. petani, memiliki jarak genetik sebesar 0,1-1,6 persen saja. Ini menunjukkan bahwa spesies tersebut adalah bukti kedua dari adanya grup darmandvillei di Pulau Jawa selain C. petani, suatu grup yang banyak ditemukan di wilayah Nusa Tenggara. Secara umum, populasi Cyrtodactylus di Jawa dapat dibagi menjadi dua kelompok utama yakni grup darmandvillei dan marmoratus; keduanya termasuk dalam kompleks spesies. Hal ini memacu pengejaran ilmu lebih lanjut guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ragam jenis yang belum diketahui. hidden diversity ) milik Cyrtodactylus di Jawa.
Post a Comment for "Cirinya Unik! Cecak Pecel Madiun: Spesies Baru yang Menghebohkan BRIN"